Mal GI dan Senayan City Ikut 'Pukul' Penjualan Setrum PLN

CNN Indonesia
Selasa, 19 Sep 2017 14:35 WIB
PLN menyatakan pusat perbelanjaan cenderung mengurangi konsumsi listriknya sehingga berpengaruh pada penjualan listrik perusahaan milik negara tersebut.
PLN menyatakan pusat perbelanjaan cenderung mengurangi konsumsi listriknya sehingga berpengaruh pada penjualan listrik perusahaan milik negara tersebut. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penurunan konsumsi listrik di sektor bisnis turut memengaruhi penjualan listrik PT PLN (Persero) sejak Januari-Agustus yang mencapai 146,36 Gigawatt-Hour (TWh).  Nilai itu meningkat 2,8 persen jika dibanding realisasi periode yang sama tahun lalu yakni 142,37 TWh.

Walaupun demikian, kenaikan itu relatif kecil dibandingkan persentase penjualan keseluruhan 2016 yakni 6,49 persen. Penurunan konsumsi bisnis itu di antaranya adalah terjadinya pengurangan listrik oleh sejumlah pusat perbelanjaan.

Direktur Bisnis Maluku dan Papua PLN Ahmad Rofiq mengatakan hal itu disebabkan menurunnya penggunaan dari rumah tangga dan konsumsi golongan bisnis.
Menurutnya, pertumbuhan konsumsi listrik bagi rumah tangga mengalami pelemahan 0,25 persen gara-gara daya beli yang menurun. Sehingga banyak rumah yang memiliki daya 1.300 Kilowatt-Hour (KWh) merendahkan tagihan listriknya dengan peralatan listrik hemat energi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namun, ada juga pelanggan di atas 1.300 KWh yang tidak cenderung terpengaruh daya beli, namun mereka memasang teknologi listrik fotovoltaik. Hasilnya, mereka mengurangi konsumsi listrik dari PLN sebesar 59.371 KWh," jelas Ahmad di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (19/9).
Namun menurutnya, pengaruh dari rumah tangga pengaruhnya tak sesignifikan dari golongan bisnis.

Ahmad menegaskan pertumbuhan penjualan listrik ke golongan bisnis hanya sebesar 2,25 persen sepanjang delapan bulan 2017 karena pusat perbelanjaan mengurangi konsumsinya.

Perubahan Pola Belanja

Ahmad menjelaskan, ada perubahan pola belanja masyarakat yang beralih ke belanja daring yang membuat pusat perbelanjaan jadi sepi.

Berdasarkan survei pihak ketiga, kata dia, mal seperti Grand Indonesia, Senayan City, dan Gandaria City tercatat mengurangi konsumsi listriknya.

Tak hanya itu, ada juga pengaruh daya beli dan kondisi ekonomi yang masih stagnan. Imbasnya, pengelola mal mengurangi pemakaian listriknya.

"Ada fenomena beberapa shopping centre mulai sepi pengunjung sehingga ada penurunan penjualan listrik dari pelanggan bisnis," paparnya.
Namun, berkurangnya penggunaan listrik di pusat perbelanjaan tidak serta merta karena sepinya pelanggan.

Dia menuturkan penurunan penggunaan penyejuk ruangan karena suhu rata-rata tahun 2017 lebih rendah dibanding 2016 berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga memengaruhi.

"Bahkan konsumsi listrik di GI turun 1,59 persen dibanding tahun kemarin," jelasnya.

Oleh karena itu, PLN sedang mencari upaya agar penyerapan listrik bagi golongan bisnis ini bisa membaik. Sebab, penggunaan listrik ini bisa menopang pertumbuhan ekonomi yang ditarget 5,4 persen pada tahun depan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER