Jakarta, CNN Indonesia -- PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia sedang melakukan penjajakan kepada lima perusahaan mitra strategis dalam rangka pelepasan saham induknya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).
Direktur SDM dan Umum GMF Aero Asia, Harkandi M Dahler mengatakan, pihaknya masih melakukan uji kelayakan (
due dilligence) dan bertukar informasi dengan lima calon mitra strategisnya tersebut.
"Kami mengerucut ke lima mitra, tapi masih dalam pembahasan. Jadi sejauh ini masih
on the track," kata Harkandi, Selasa (20/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan, lanjut Harkandi, nantinya hanya akan melepas 10 persen saham kepada mitra strategis. Sementara, GMF Aero Asia juga akan melepas saham ke publik melalui penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) sebesar 20 persen. Artinya, total saham yang akan dilepas sebanyak 30 persen.
"Mitra strategis harus memenuhi kriteria yang dibutuhkan. Salah satunya pendanaan dan meningkatkan
brand," jelas dia.
Pencatatan saham GMF Aero Asia rencananya bakal dilakukan pada Oktober ini. Namun, untuk finalisasi pencarian mitra strategis tidak dapat dipastikan rampung akhir tahun. Hanya saja, perusahaan tetap berharap mitra strategis dapat masuk sebelum akhir tahun.
"Karena uji kelayakan harus detail. Butuh kajian juga artinya kalau kami sudah bermitra kan
win-win solution, poin sisi kanan dan kiri harus positif," papar dia.
Adapun, perusahaan akan melepas 10,89 miliar lembar saham ke publik dan mitra strategis. Untuk IPO sendiri, perusahaan sudah mulai melakukan penawaran awal sejak 11 September hingga 21 September besok.
"(Hasil penawaran awal) sangat positif," tutup dia.
Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury berharap pelepasan saham ke publik dan mitra strategis dapat membantu Garuda Indonesia menaikan jumlah ekuitas dari posisi terakhir sebesar US$717,69 juta per semester I 2017.