ANALISIS

Menakar Saham Mitra Keluarga Usai Kasus Bayi Debora

CNN Indonesia
Senin, 18 Sep 2017 12:45 WIB
Mitra Keluarga merupakan perusahaan rumah sakit dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia, yaitu mencapai Rp31,42 triliun.
Mitra Keluarga merupakan perusahaan rumah sakit dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia, mencapai Rp31,42 triliun. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Citra PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) seakan luntur setelah perusahaan menolak melakukan tindakan lebih lanjut terhadap bayi Debora dua pekan lalu. Harga saham Mitra Keluarga pun sempat terpukul.

Tak butuh waktu lama, kasus itu membuat harga saham perusahaan langsung anjlok pada hari Senin (11/9) sebesar 3,31 persen ke level Rp2.040 per saham dari sebelumnya Rp2.110 per saham.

Menakar Saham Mitra Keluarga Usai Kasus Bayi DeboraNilai kapitalisasi Mitra Keluarga merupakan yang terbesar dari empat perusahaan rumah sakit yang telah melantai di bursa saham. (CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi).

Layanan yang tidak maksimal terhadap pasien gawat darurat ini tentu disayangkan banyak pihak. Potret buruk layanan rumah sakit sekelas Mitra Keluarga kini otomatis melekat di benak masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, Mitra Keluarga merupakan rumah sakit yang memiliki nilai kapitalisasi pasar terbesar untuk sektor rumah sakit di Bursa Efek Indonesia (BEI). Terpantau, nilai kapitalisasi pasar perusahaan pada Jumat (15/9) sebesar Rp31,42 triliun.


Nilai kapitalisasi Mitra Keluarga merupakan yang terbesar dari empat perusahaan rumah sakit yang telah melantai di bursa saham.

Selain Mitra Keluarga, juga ada PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) yang membawahi Siloam Hospitals. Selanjutnya, PT Sarana Mediatama Metropolitan Tbk (SAME) sebagai induk dari Omni Hospitals, dan PT Sejahteraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) yang mengelola rumah sakit Mayapada Hospital.

Bila dirinci, nilai kapitalisasi pasar Siloam International sebesar Rp13,71 triliun, diikuti Sarana Mediatama Rp2,31 triliun dan Sejahteraya Anugrahjaya paling kecil, yakni Rp2,09 triliun.

Meski menduduki puncak tertinggi dari segi kapitalisasi pasar, tetapi nyatanya kinerja Mitra Keluarga melemah pada pertengahan tahun ini.

Mengacu pada laporan keuangan perusahaan, pendapatan Mitra Keluarga turun 2,38 persen menjadi Rp1,23 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,26 triliun.

Hal itu berdampak pada laba bersih yang juga merosot 5,26 persen dari Rp372,26 miliar menjadi Rp352,65 miliar. Memang, perusahaan perlu menanggung beban usaha lebih banyak sepanjang semester I kemarin, yakni Rp224,01 miliar. Angka itu naik 3,12 persen dibandingkan sebelumnya Rp217 miliar.

Untungnya, aset perusahaan masih tumbuh 8,39 persen menjadi Rp4,52 triliun dari posisi akhir tahun 2016 sebesar Rp4,17 triliun. Pencapaian ini lagi-lagi menjadi bukti keunggulan Mitra Keluarga dibandingkan dengan jumlah aset tiga rumah sakit lainnya.


Bila dirinci, jumlah aset Siloam International per kuartal I 2017 sebesar Rp4,37 triliun. Kemudian, nilai aset Sarana Mediatama dan Sejahteraraya Anugrahjaya pada semester I 2017 tercatat masing-masing Rp1,49 triliun dan Rp2,22 triliun.

Terkait kasus bayi Debora, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun telah turun tangan dengan memerintahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta memberikan teguran tertulis. Untuk langkah selanjutnya, pihak Dinkes masih menunggu hasil investigasi yang dilakukan oleh timnya.

Sanksi berupa pencabutan izin pun bisa diberikan jika memang Mitra Keluarga Kalideres terbukti melakukan kesalahan fatal.

Saham Rumah Sakit Tak Likuid

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER