Jakarta, CNN Indonesia -- Perbankan syariah tengah mencari model kerja sama dengan perusahaan jasa keuangan berbasis teknologi (fintech) syariah demi mengakselerasi pertumbuhan bisnis perbankan syariah.
Direktur Wholesale Banking PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Kusman Yandi mengungkapkan, perkembangan teknologi tak bisa dihindari. Maka itu, perbankan syariah harus mencari cara agar bisa terus tumbuh di tengah menjamurnya bisnis
fintech.
"Kami tidak melihat
fintech sebagai kompetitor yang mengambil pasar kami tetapi kami akan mencari di mana kami bisa berkolaborasi," ujar Kusman dalam Seminar ASBISINDO 'Perbankan Syariah Sebagai Lokomotif Syariah' di Jakarta Convention Center, Rabu (20/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keunggulan
fintech ialah bisa lebih dulu menjangkau nasabah yang tidak bisa mengakses layanan perbankan (unbankable).
Dia menyontohkan, nasabah
fintech milik Ustadz Yusuf Mansyur 'Paytren' bisa mencapai 1,6 juta nasabah hanya dalam tempo dua tahun. Sementara itu, BSM yang telah berdiri sejak 1999, hingga kini baru mengumpulkan 6,5 juta nasabah.
Kusman mengaku telah bertemu dengan beberapa
fintech yang menawarkan kerja sama. Namun, perusahaan masih mencari model yang sesuai, mengingat kolaborasi dengan
fintech merupakan hal baru.
Lebih lanjut, terwujudnya kolaborasi antara perbankan dan
fintech membutuhkan dukungan dari regulator, baik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun Dewan Syariah Nasional (DSN). Saat ini, lanjut Kusman, belum ada regulasi yang mengatur soal model kolaborasi tersebut.
"Kami yakin dari regulator akan mengawal dan mengikuti perkembangan ini dan memitigas (risiko) dengan regulasi-regulasi supaya kepentingan masyarakat terjaga," ujarnya.