Aset Perbankan Tembus Rp7 Ribu Triliun

CNN Indonesia
Kamis, 28 Sep 2017 09:18 WIB
Otoritas Jasa Keuangan mencatat, total aset perbankan hingga akhir Agustus 2017 mencapai Rp7.022 triliun, naik 10 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Tahun ini, OJK menargetkan total aset perbankan bisa mencapai Rp7.352 triliun atau melonjak sekitar 9 persen dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 6.730 triliun. (REUTERS/Nyimas Laula)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, total aset perbankan hingga akhir Agustus 2017 mencapai Rp7.022 triliun. Capaian tersebut tumbuh 10,02 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau 4,34 persen secara tahun berjalan (year to date/ytd).

"Pertumbuhan aset perbankan ini memang agak tidak sebagaimana yang diharapkan," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung DPR, Rabu (27/9).

Terbatasnya pertumbuhan aset perbankan tak lepas dari masih belum pulihnya kinerja penyaluran kredit. Per akhir Agustus 2017,kredit perbankan masih tumbuh satu digit tepatnya 8,26 persen secara tahunan atau menjadi sekitar Rp4. 523,7 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belum optimalnya performa aset dan kredit membuat daya saing sektor jasa keuangan Indonesia masih cukup rendah dibandingkan dengan sesama negara di kawasan.

Tahun ini, OJK menargetkan total aset perbankan bisa mencapai Rp7.352 triliun atau melonjak sekitar 9 persen dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 6.730 triliun.

Wimboh menyebut, pada tahun lalu, besaran aset perbankan hanya sekitar 55 persen dibandingkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Rasio itu relatif jauh lebih rendah dibandingkan Filipina 94 persen, Thailand 124 persen, Malaysia 195 persen, dan Singapura 279 persen.

Rasio penyaluran kredit terhadap PDB juga tak lebih baik mengingat masih ada di kisaran 43 persen. Bandingkan dengan Filipina yang mencapai 61 persen, Thailand 125 persen, Singapura 129 persen, dan Malaysia 134 persen.

Guna mendorong pertumbuhan jumlah aset dan penyaluran kredit, OJK mendorong perbankan untuk terus meningkatkan efisiensi. Hal itu salah satunya bisa dicapai dengan berinovasi dan memanfaatkan teknologi. Jika perbankan efisien maka suku bunga kredit bisa turun dan pada akhirnya mendorong permintaan kredit.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER