Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan tingkat kupon obligasi seri Obligasi Ritel Indonesia 014 (ORI 014) hanya 5,85 persen per tahun. Tingkat kupon itu merosot dibandingkan seri sebelumnya ORI013 yang mematok tingkat kupon 6,6 persen per tahun.
Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting mengungkapkan, pemerintah berani menawarkan kupon lebih rendah mengingat proyeksi inflasi diperkirakan cenderung turun.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi tahun depan akan berada di titik tengah dari target 3,5 plus minus satu persen, lebih rendah dari tahun ini yang akan ada di kisaran 4 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Outlook inflasi ke depan masih turun," tutur Loto melalui pesan singkat kepada cnnindonesia.com, Kamis (29/2).
Selain itu, lanjut Loto, Indonesia juga telah mengantongi predikat layak investasi dari tiga lembaga pemeringkat internasional yaitu Fitch's, Moody's, dan terakhir Standar & Poor's. Oleh karena itu, Loto berharap ORI014 tetap menarik di mata investor.
Terkait target indikatif, rencananya baru akan diumumkan esok hari, pada waktu peluncuran di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam wawancara terpisah, Loto memperkirakan target penyerapan ORI014 berkisar Rp15 triliun hingg Rp20 triliun.
Dikutip dari keterangan resmi DJPPR, Kamis (28/9), penerbitan ORI014 mengusung tema "Membangun Negeri Untuk Sejahtera Bersama". Pemanfaatan dana hasil penerbitan ORI akan diprioritaskan pada sektor infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
Selain sebagai sumber pembiayaan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), penerbitan ORI juga menjadi salah satu strategi pemerintah untuk pendalaman pasar Surat Berharga Negara (SBN). Bagi investor ritel, ORI014 bisa menjadi salah satu alternatif investasi.
Masa penawaran ORI014 dimulai 29 September hingga 19 Oktober 2017 mendatang. Setelmen bakal dilakukan pada 25 Oktober 2017 dan tanggal jatuh tempo ditetapkan pada 15 Oktober 2020.
Adapun nilai nominal per unit yang ditawarkan adalah sebesar Rp 1 juta dengan minimum pemesanan sebesar Rp5 juta dan kelipatannya serta maksimum pemesanan adalah sebesar Rp 3 miliar.
Pembayaran kupon pertama kali akan dilakukan pada 15 November 2017. Selanjutnya, sembayaran kupon akan dilakukan setiap tanggal 15 tiap bulannya.
(agi)