Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan penguatannya pada hari ini, Senin (2/10), didorong data inflasi September 2017 yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Inflasi diramalkan masih dalam kondisi stabil.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama memproyeksi, tingkat inflasi September meningkat menjadi 0,1 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 0,07 persen.
"Kemampuan pemerintah dalam menjaga tingkat stabilitas inflasi akan menjadi sentimen positif dalam penguatan IHSG hari Senin," ujarnya kepada
CNNIndonesia.com, Senin (2/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, IHSG juga akan digerakkan oleh data global, seperti data pengangguran di Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Lalu, neraca perdagangan AS, Australia, dan Kanada, serta penjualan ritel Australia yang akan menjadi perhatian pasar.
Karenanya, Nafan memprediksi, IHSG berada dalam rentang support 5.831 dan resistance 5.942 pada hari ini. Sementara, untuk sepanjang pekan, IHSG berpotensi bergerak dalam rentang support 5.810 dan resistance 5.990.
Di sisi lain, Analis Danareksa Lucky Bayu Purnomo masih pesimis dengan pergerakan IHSG. Salah satunya lantaran penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang belum bisa mendongkrak laju IHSG secara signifikan.
"Indeks masih akan berada di level yang sama karena penurunan suku bunga belum mampu mendorong sepenuhnya akselerasi indeks ke level 5.900 hingga 6.000," papar Lucky.
Hari ini, ia memproyeksi, IHSG berada dalam rentang support 5.880 dan resistance 5.918. Memang, bila dilihat, IHSG terus melemah sejak awal pekan hingga jelang akhir pekan lalu. Beruntung, akhir pekan lalu IHSG bangkit (rebound) ke level 5.900.
"Ketegangan di Korea Utara dan AS akhirnya membatasi transaksi pasar hingga menyebabkan pelemahan. Namun, penguatan harga minyak dunia dapat mendorong kinerja indeks (pada akhir pekan)," jelasnya.
Bila diakumulasi, IHSG tercatat melemah 0,18 persen menjadi 5.900 dari pekan sebelumnya di level 5.911. Dengan demikian, nilai kapitalisasi pasar ikut merosot 0,16 persen menjadi Rp6.473 triliun.
Adapun, bursa saham Wall Street bergerak positif pada akhir pekan lalu. Terpantau, Dow Jones naik 0,11 persen, S&P500 meningkat 0,37 persen, dan Nasdaq tumbuh 0,66 persen.