Jakarta, CNN Indonesia -- Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) membantah penurunan daya beli masyarakat lebih banyak disebabkan pergeseran pola belanja dari
offline menjadi
online seperti yang disampaikan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.
KSPI menilai pergeseran pasar dari
offline ke
online justru tak berpengaruh signifikan terhadap daya beli masyarakat. Organisasi itu malah menganggap perubahan ke arah
online menimbulkan kerugian dan terjadinya PHK besar-besaran.
"
Shifting ke
online itu justru menyerap tenaga kerja sedikit dan menutup lapangan kerja besar-besaran. Akibat terjadinya pergeseran ke
online itu lebih fatal," ujar Presiden KSPI Said Iqbal, di Gedung LBH, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iqbal menyatakan Presiden Jokowi sedang berpolitik terhadap rakyat saat melontarkan pernyataan tersebut.
KSPI berpendapat sebaliknya, penurunan daya beli masyarakat sekarang terjadi akibat upah murah yang menyebabkan daya beli serta konsumsi menurun, bukan sekadar pergeseran pasar.
"Ada
shifting memang dari
offline ke
online, tapi enggak signifikan, masyarakat kelas bawah tetap saja daya belinya turun. Karena faktanya rakyat terbebani, listrik mahal dan harga-harga semakin meningkat," ujarnya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo menuding isu soal turunnya daya beli masyarakat sengaja digulirkan oleh lawan politik untuk menghambat elektabilitasnya di Pemilu Presiden mendatang.
Dia mencontohkan isu penurunan daya beli masyarakat yang belakangan ini berhembus. Padahal, menurut dia, kenyataan yang ada hanyalah pergeseran dunia usaha
offline menuju
online.
“Ada isu daya beli turun. Itu siapa yang ngomong? Oh orang politik. Tidak apa-apa. Memang tugasnya seperti itu buat isu 2019,” kata Jokowi di Ritz Carlton Kuningan, Selasa (3/10).
Hal tersebut diungkapkan Kepala Negara pada saat menutup Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia 2017, di Ballroom, Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa.
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Aulia Ersyah Marinto sebelumnya menuturkan peralihan daya beli masyarakat dari
offline ke
online belum bisa dibuktikan.
Pasalnya, banyak pelaku
e-commerce yang masih enggan berbagi hasil pertumbuhan penjualan dan transaksinya. Hal itu juga karena kebanyakan
e-commerce bukan perusahaan terbuka di pasar modal.
(asa)