Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengaku mengucurkan anggaran sebesar Rp3 miliar untuk patungan dana subsidi kartu uang elektronik berbiaya gratis yang akan dipasarkan pada 16-31 Oktober mendatang.
Kartu uang elektronik dengan biaya gratis itu dalam rangka pelaksanaan pembayaran non tunai di gerbang tol, sesuai dengan kebijakan Bank Indonesia (BI). Lebih jelasnya, hanya biaya kartu yang digratiskan, sedangkan saldonya tetap dibayarkan.
Direktur SVP Teknologi Informasi BNI Dadang Setiabudi menjelaskan, untuk menerbitkan kartu, seharusnya pengguna uang elektronik membayar Rp20 ribu. Namun, sesuai kesepakatan, ada subsidi yang diberikan perbankan dan Badan Penyelenggaran Jalan Tol (BPJT).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi dibagi dua, Rp10 ribu dari perbankan, Rp10 ribu dari BPJT. Kami anggarkan 300 ribu kartu, sehingga (biayanya) Rp3 miliar," ujar Dadang di Wisma BNI, Kamis (12/10).
Sementara, total anggaran subsidi patungan yang disiapkan oleh perbankan dan BPJT untuk kartu uang elektronik gratis itu mencapai Rp30 miliar. Namun, Dadang tak bisa memberikan besaran anggaran yang juga disiapkan empat perbankan lain.
Perbankan lain yang turut ambil bagian dalam pembagian uang elektronik gratis itu, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN, dan PT Bank Central Asia Tbk atau BCA.
Hanya saja, sumbangan kartu yang diberikan perbankan lain sama rata, sebanyak 300 ribu kartu. Sehingga, total dari lima bank menjadi 1,5 juta kartu.
Kendati baru dipasarkan minggu depan, Dadang menyatakan BNI belum menyiapkan penambahan kartu bila permintaan melebihi ketersediaan kartu.
"Nanti kami berdasarkan kesepakatan dengan bank lain. Sejauh ini masih 1,5 juta kartu berlima," katanya.
Sementara perbankan patungan kartu sebanyak 1,5 juta, BPJT nantinya ikut patungan 1,5 juta kartu juga. Sehingga, total keseluruhan untuk menopang gerakan pembayaran non tunai di gerbang tol berjumlah tiga juta kartu.
Tak Sediakan Top UpMeski telah memberikan kartu gratis untuk pembayaran di gerbang tol, namun BNI mengaku para perbankan belum memikirkan untuk menyediakan fasilitas isi ulang (top up) di gerbang tol.
Sebab, menurut Dadang, hal ini bisa membuat transaksi di gerbang tol menjadi lebih lama dan terganggu. Sehingga, akan lebih efisien bila pengguna jalan tol mengisi ulang kartu uang elektronik melalui mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) maupun aplikasi mobile banking.
Namun, Dadang mengaku perusahaan tentu akan melihat dari sisi kebutuhan masyarakat untuk fasilitas top up di gerbang tol itu. Ia manyatakan, jika memang dibutuhkan, perbankan akan patungan untuk menghadirkan fasilitas tersebut.
"Mungkin nanti EDC bersama-sama (dengan bank lain), tidak perlu satu bank satu EDC. Jadi, dibangun sama-sama, satu untuk semua," kata Dadang.
(gir)