Jakarta, CNN Indonesia -- PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT) menargetkan pertumbuhan pendapatan pada 2018 bisa mencapai Rp11 triliun atau hampir separuh dari estimasi omzet akhir tahun ini Rp6,3 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2017, perseroan membukukan penjualan sebesar Rp4,8 triliun.
Direktur Utama Jefri Junaedi mengatakan, target itu dipatok karena adanya tambahan belanja modal untuk ekspansi seiring perolehan dana dari pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue pada awal tahun depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, Dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan tiga anak perusahaan, yakni PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS), PT Mitra Sarana Berkat (MSB), dan PT Mitra Telindo Nusantara (MTN).
"Dengan adanya right issue mungkin bisa lebih dari itu (Rp6,3 triliun). Seluruh dana rencananya untuk penambahan modal setelah dikurangi biaya untuk modal kerja," ujar Jefri, Senin(16/10).
Saat ini, perusahaan telah mengantongi restu pemegang saham untuk menerbitkan rights issue beserta waran sebanyak-banyaknya 4 miliar lembar saham atau 80 persen dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perusahaan.
Dalam hal ini, jumlah waran yang akan diterbitkan tidak akan lebih dari 35 persen. Sementara, perusahaan menetapkan nilai nominal untuk penerbitan rights issue dan waran sebesar Rp20 per saham.
"Dengan catatan waran 35 persen dari total saham sebelum penambahan modal melalui rights issue, kalau saya hitung jadi 1,75 miliar lembar saham," terang Jefri.
Namun, sebelum melakukan rights issue, perusahaan akan lebih dulu melakukan pemecahan nilai saham (stocks split) pada bulan November mendatang dengan rasio 1:5. Dengan demikian, Jefri berharap perusahaan dapat melakukan rights issue dengan harga Rp300 per saham.
"Kami perkirakan Rp300 per saham, kalau harga teoritis kan kurang lebih Rp234 per saham," jelas Jefri.
Lebih lanjut ia menjelaskan, perusahaan menargetkan meraih dana hingga Rp1,2 triliun dari rights issue dan penerbitan waran, di mana terbagi atas saham sebesar Rp600 miliar dan waran sebesar Rp612,5 miliar.
Jefri mengatakan, penerbitan rights issue dan waran ini paling cepat dilakukan pada awal tahun depan. Namun, manajemen enggan memastikan secara spesifik karena masih akan menunggu restu dari regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK).