Hadiri Konferensi D-8, JK Bawa Misi Kerjasama Perdagangan

CNN Indonesia
Rabu, 18 Okt 2017 03:16 WIB
Akan hadiri pertemuan negara berkembang D-8 di Istanbul, Wapres Jusuf Kalla yakin Indonesia berpotensi meningkatkan kerjasama ekonomi dengan sesama anggota D-8.
Wakil Presiden Jusuf Kalla yakin potensi kerjasama ekonomi Indonesia dengan sesama anggota negara berkembang (D-8) amat besar dan mesti dimanfaatkan. (CNN Indonesia/Lalu Rahadian)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia akan berupaya mencari peluang pasar perdagangan internasional baru saat menghadiri pertemuan Kelompok 8 negara berkembang atau Developing Eight Countries (D-8) yang digelar di Istanbul, Turki, 17-20 Oktober mendatang.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berkata, potensi kerjasama ekonomi antar negara D-8 begitu besar. Karena itu, potensi tersebut harus dimanfaatkan untuk keuntungan Indonesia dan antar anggota D-8.

"Fokus ekonomi ya perdagangan, investasi saling menukar pengalaman dan teknologi. Jangan lupa banyak negara-negara itu yang maju teknologinya. Indonesia tentu kita merasa juga punya kemampuan, Turki, Iran, Mesir itu banyak potensinya," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (17/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


D-8 merupakan perkumpulan lintas negara yang didirikan pada 1997 di Istanbul, Turki. Perkumpulan itu awalnya dibuat untuk menghimpun kekuatan negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Negara-negara anggota D-8 adalah Indonesia, Iran, Banglades, Malaysia, Nigeria, Pakistan, Turki, dan Mesir.

JK menargetkan ada kesepakatan bersama di antara negara-negara D-8 dalam sektor ekonomi. Menurutnya, peningkatan perdagangan antar negara anggota kelompok D-8 sangat mungkin tercipta.


"Kita tingkatkan perdagangan, bahwa 20 persen dari masing-masing perdagangan ke negara-negara seperti itu targetnya," kata JK.

JK mencontohkan, pemerintah sebenarnya dapat menghemat banyak anggaran jika menjalin kerjasama impor dengan Turki alih-alih negara di Eropa lain. Namun, kerjasama perdagangan yang belum terjalin menyebabkan nilai ekspor-impor antara Indonesia dan Turki masih kecil.

"Katakanlah beli pesawat di Indonesia lebih murah dari pada beli pesawat di Amerika, dan menganggap kualitasnya sama, cuma tidak dikenal," katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER