Mandalika, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) memperkirakan, seluruh perjanjian jual beli listrik
(Power Purchase Agreement/PPA) untuk proyek 35 ribu Megawatt (MW) dapat rampung tahun depan. Sebab, sisa PPA yang belum ditandatangani merupakan pembangkit berskala kecil.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir berujar, hingga saat ini, PPA yang diteken perusahaan dengan pengembang listrik swasta dan pengerjaan pembangkit porsi PLN yang sudah memasuki tahap pengadaan sudah mencapai 31 ribu MW.
Selain itu, PPA seluruh pembangkit kapasitas jumbo pun selesai ditandatangani. Oleh karenanya, ia optimistis bahwa permasalahan administrasi proyek 35 ribu MW bisa selesai segera mungkin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Karena sisa PPA sedikit lagi, maka kami optimistis bisa melanjutkan proyek 35 ribu MW,” kata Sofyan ditemui di Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jumat (20/10).
Lebih lanjut menurutnya, contoh proyek pembangkit yang masih dalam perencanaan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang dengan kapasitas 2x100 MW di Kalimantan. Adapun, proyek itu merupakan bagian dari porsi pengerjaan PLN di dalam proyek 35 ribu MW.
Setelah persiapan pembangunan sisa pembangkit selesai, PLN akan gencar melakukan pembangunan transmisi. Sebab, dari rencana pembangunan transmisi sepanjang 46.831 kilometer sirkuit (kms), sebanyak 20.729 kms, atau 44 persennya masih dalam tahap pra-konstruksi.
“Setelah pembangkit, tentu kita fokus untuk bangun transmisi,” lanjutnya.
Sekadar informasi, program 35 ribu MW sebenarnya memiliki kapasitas 37.826 MW, di mana 11.256 MW dikerjakan oleh PLN dan 26.570 MW dikerjakan oleh pengembang listrik swasta
(Independent Power Producer/IPP). Hingga Agustus 2017, jumlah pembangkit yang terealisasi sudah mencapai 167,8 MW, di mana pembangkit yang sudah masuk masa konstruksi dan pengadaan masing-masing tercatat 5.205 MW dan 1.794 MW.
(agi)