Jakarta, CNN Indonesia -- PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD), eks PT Golden Retailindo mengungkapkan, manajemen melepas kepemilikan saham Golden Truly Department Store lantaran pusat perbelanjaan era 1990-an itu terus mencatat kerugian.
GOLD kemudian mengubah portofolio bisnisnya menjadi penyedia infrastruktur telekomunikasi. Sementara, Golden Truly dibawahi oleh PT Golden Anugerah Sejahtera (GAS) dan PT Golden Prima Retailindo yang merupakan anak usaha GOLD.
“Dalam laporan audit 2017 terdapat informasi mengenai divestasi di PT GAS,” ujar Direktur Keuangan Visi Telekomunikasi Riady Nata kepada
CNNIndonesia.com, Senin (30/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keterangan penjualan anak usahanya itu juga disampaikan manajemen ke Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tercermin lewat pengeluaran kas dalam laporan keuangan perusahaan per Juni 2016.
Dalam hal ini, perseroan menjual seluruh kepemilikannya di GAS sebesar Rp2,7 miliar. Penjualan juga dilakukan tehadap saham PT Golden Prima Retailindo yang dimiliki perseroan sebesar Rp1,5 miliar.
"Bisnis lama perusahaan sudah resmi dilepas pada paruh pertama tahun lalu. Untuk outlet (gerai) Golden Truly di luar Jakarta, itu berada dibawah Golden Anugerah Sejahtera," terang dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, saat masih mengempit saham Golden Truly, kinerja perseroan sepanjang tahun 2015 hingga 2016 tercatat negatif yang berasal dari bisnis ritelnya.
Makanya, perseroan mencari bisnis yang bisa memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dengan mengakuisisi PT Permata Karya Perdana (PKP).
"Kami melakukan non Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk menambah dana mengakuisisi PKP," kata Riady.
Pelaksanaan non HMETD ini dilakukan pada 13 Juni 2016 lalu dengan melepas 28,6 juta saham yang dipatok dengan harga pelaksanaan Rp535 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana hingga Rp15,3 miliar.
Kinerja perseroan saat ini, sukses mencetak pertumbuhan laba bersih dan pendapatan sepanjang kuartal III 2017. Pendapatan perusahaan naik 179,98 persen menjadi Rp19,34 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp6,9 miliar.
Pertumbuhan pendapatan ini membuat perseroan meraup laba bersih dari posisi kuartal sebelumnya yang masih tercatat rugi. Yakni, laba bersih sebesar Rp281,48 juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang rugi Rp6,34 miliar.
Ke depan, perseroan bakal menambah portofolio menaranya untuk mencapai skala ekonomi yang lebih baik. Sejauh ini, manajemen belum memiliki rencana aksi korporasi dalam waktu dekat.
"Kami lagi fokus ke pembangunan menara saja," pungkas Riady.
Tutup Gerai di Depok Sebelumnya, Golden Truly bisa ditemui di sejumlah wilayah, seperti Fatmawati, Sudirman, Tendean, Gunung Sahari, Depok, serta Blok M. Kini, Golden Truly tersisa hanya di dua titik, Gunung Sahari, dan Mall Batam City Square.
“Setahu saya, dulu banyak ya. Tetapi, sekarang sisa dua. Kalau yang di Depok itu baru tutup bulan kemarin,” ujar layanan pelayanan instagram @goldentruly melalui sambungan telpon.
Semakin ciutnya jumlah gerai Golden Truly menguatkan dugaan daya beli yang terus melemah. Sebelumnya, Lotus Department Store dan Debenhams juga menutup operasionalnya, menyusul Ramayana dan Matahari Department Store yang mengurangi toko fisiknya.