Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) menyatakan dalam tiga tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo rasio elektrifikasi di Indonesia telah naik dari 84,35 persen menjadi 93,08 persen. Rasio elektrifikasi merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang bisa menikmati aliran listrik dengan total jumlah penduduk.
"Targetnya sebesar 92,75 persen hingga akhir tahun ini," ujar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar dalam paparan tiga tahun capaian Presiden Joko Widodo di Gedung Binagraha, Senin (23/10).
Target rasio elektrifikasi, lanjut Arcandra, bakal terus melonjak hingga akhir 2019. Tahun depan, pemerintah menargetkan, target rasio elektrifikasi mencapai 95,15 persen. Kemudian, tahun berikutnya, 97,35 persen penduduk Indonesia ditargetkan telah menikmati aliran listrik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Daerah Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang masih menjadi pekerjaan rumah kita untuk melistriki daerah tersebut," ujarnya.
Ke depan, program peningkatan rasio elektrifikasi akan digenjot pemerintah, salah satunya melalui percepatan listrik masuk desa bagi perdesaan belum berkembang, terpencil, perbatasan, dan pulau kecil berpenduduk. Saat ini, masih terdapat 2.500 desa yang belum teraliri listrik.
Adapun hingga kini, pemerintah juga sudah mengaliri listrik ke 80.322 rumah di lima provinsi. Tahun depan, pemerintah menargetkan bisa mengalirkan listrik ke 175.782 rumah di 15 Kabupaten/Kota.
Guna mencapai target tersebut, pemerintah bakal mengeksekusi program penyediaan listrik dengan total kapasitas hingga 50 Megawatt (MW). Tak hanya itu, pemerintah juga terus mendorong penggunaan energi terbarukan sebagai sumber energi listrik.