Makin Pesimistis, OJK Revisi Pertumbuhan Kredit ke Satu Digit

CNN Indonesia
Kamis, 02 Nov 2017 19:43 WIB
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali merevisi turun proyeksi pertumbuhan kredit sepanjang tahun ini, dari dua digit menjadi maksimal 9 persen.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali merevisi turun proyeksi pertumbuhan kredit sepanjang tahun ini, dari dua digit menjadi maksimal 9 persen. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali merevisi turun proyeksi pertumbuhan kredit sepanjang tahun ini.

Sebelumnya, OJK memperkirakan penyaluran kredit hingga akhir tahun bisa mencapai dua digit. Pada awal tahun, OJK melihat pertumbuhan kredit perbankan bisa mencapai 13 persen, kemudian diturunkan lagi menjadi 11 persen. Akhir Oktober 2017, OJK memperkirakan pertumbuhan kredit di kisaran 10 persen.

Namun, melihat perkembangan hingga awal November, OJK memperkirakan kredit tahun ini hanya tumbuh di kisaran 7 persen-9 persen atau di bawah target Rencana Bisnis Bank yang sebesar 11,86 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso tak melihat kembali diturunkannya proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini sebagai sinyal negatif bagi perekonomian. Pasalnya, menurut Wimboh, penyaluran kredit sudah sesuai dengan yang target.

"Orang pemahamannya kalau pertumbuhan kredit turun, orang tidak ada yang pinjam. Persepsinya jangan sampai begitu," tutur Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso saat menghadiri Prospek Ekonomi Indonesia 2018 di Hotel Aryaduta, Kamis (2/11).

Wimboh mengungkapkan seretnya penyaluran kredit tahun ini diduga disebabkan oleh beberapa perusahaan pelat merah yang kelebihan likuiditas menurunkan neraca kreditnya yang mencapai triliunan.

Hal itu dimungkinkan, mengingat pemerintah telah melunasi sebagian utang subsidi kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) misalnya pada Bulog dan Pertamina. Sebagian dana itu digunakan untuk melunasi sebagian utang kredit perbankan.

"Ini kan bagus. Jadi bank bisa menyalurkan kembali pinjaman kepada perusahaan lain," ujarnya.


Tahun depan, Wimboh memperkirakan laju pertumbuhan kredit bakal lebih kecil yaitu mencapai 10 hingga 12 persen. Optimisme itu didukung oleh keyakinan bahwa kinerja perekonomian dunia bakal membaik seiring membaiknya harga komoditas yang memicu kegiatan ekspor-impor dan sektor terkait lainnya.

Seiring naiknya laju pertumbuhan kredit, Wimboh juga menargetkan membaiknya kualitas kredit dengan menargetkan rasio kredit bermasalah (NPL) ada di kisaran 2 persen dari 3 persen.

Sebelumnya, Bank Indonesia juga telah memangkas proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini menjadi 7 persen - 9 persen dari sebelumnya 8 persen hingga 10 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER