Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk menyalurkan kredit terkonsolidasi sebesar Rp694,2 triliun atau tumbuh 10,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp630,9 triliun. Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan industri yang mencapai 7,86 persen secara tahunan.
Direktur Strategy Bisnis dan Keuangan BRI Heru Koesmahargyo mengungkapkan, peningkatan kredit ditopang oleh lonjakan kredit mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tumbuh 14,16 persen menjadi Rp526,5 triliun.
Namun, kredit korporasi hanya tumbuh 5,25 persen menjadi Rp81, 4 triliun. Di sisi lain, kredit ke perusahaan pelat merah bahkan menyusut 5,1 persen menjadi Rp86,3 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Porsi kredit UMKM terhadap total kredit berhasil ditingkatkan menjadi 75,84 persen dari 73,32 persen," ujar Haru dalam konferensi pers di Gedung BRI 1, Kamis (26/10).
Jika dirinci, penyaluran kredit UMKM terdiri dari kredit mikro sebesar Rp229,3 triliun yang tumbuh 11,95 persen secara tahunan, kredit konsumer Rp108,2 triliun (11,78 persen), kredit ritel dan menengah Rp176,4 triliun (17,16 persen), serta kredit program Rp12,6 triliun (20,71 persen).
Peningkatan penyaluran kredit juga diiringi dengan terjaganya kualitas kredit. Tercatat, rasio kredit macet (NPL) sebesar 2,33 persen atau turun tipis dari periode yang sama tahun lalu, 2,34 persen.
Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), perseroan meraup Rp770,6 triliun atau meningkat 10, 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Porsi dana murah (CASA) masih mendominasi di kisaran 55,4 persen yaitu mencapai Rp426, 9 triliun. Ke depan, perusahaan akan terus mendorong pendanaan dari dana murah agar lebih efisien.
Selanjutnya, Pendapatan nonbunga tercatat Rp7,4 triliun hingga akhir September 2017 atau tumbuh 14,79 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan nonbunga didorong oleh pemanfaatan teknologi digital perseroan.
Dari hasil kegiatan bisnis perusahaan, perseroan mampu mencatatkan laba bersih terkonsolidasi sebesar Rp20,54 triliun hingga akhir September 2017. Capaian itu tumbuh 8,2 persen dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp18,97 triliun.
Dari sisi aset, perseroan juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,5 persen menjadi Rp1.038,67 triliun.