IHSG Diramalkan Menanjak, Terdorong Sentimen Global

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Senin, 06 Nov 2017 08:46 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan menguat didorong keputusan Donald Trump yang menunjuk Jerome Powell sebagai bos Bank Sentral Amerika Serikat (AS).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan menguat didorong keputusan Donald Trump yang menunjuk Jerome Powell sebagai bos Bank Sentral Amerika Serikat (AS). (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan melanjutkan penguatannya pada hari ini, Senin (6/11), didorong keputusan Donald Trump yang menunjuk Jerome Powell sebagai pemimpin Bank Sentral Amerika Serikat (AS).

Analis Samuel Sekuritas Muhammad Al Fatih menjelaskan, Jerome Powell dinilai mendukung dan bakal meneruskan kebijakan pemimpin Bank Sentral AS, Janet Yellen, yang akan habis pada awal Februari 2018.

"Artinya ada kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS semakin mundur, karena kondisi AS juga belum sebagus yang diharapkan," ucap Al Fatih kepada CNNIndonesia.com, dikutip Senin (6/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah juga diproyeksi mampu membuat IHSG bertahan di zona hijaunya. Pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (3/11), nilai tukar rupiah ditutup menguat 54 poin atau 0,4 persen di level Rp13.498 per dolar AS.

Sementara, data ekonomi makro berupa tingkat inflasi Oktober 2017 masih menjadi sentimen positif tambahan bagi IHSG. Dengan demikian, peluang kenaikan IHSG dinilai masih terbuka lebar pekan ini.

"(Satu pekan) level support di 5.900, resistance 6.100 sampai 6.150," terang Al Fatih.

Di sisi lain, analis Oso Sekuritas Riska Afriani berpendapat, IHSG bakal digerakan oleh data ekonomi, seperti rilis pertumbuhan ekonomi kuartal III 2017, indeks kepercayaan bisnis dan konsumen per Oktober 2017.

"Pergerakan IHSG cenderung akan bergerak konsolidasi mengingat IHSG pada pekan kemarin sudah berhasil menembus rekor baru," papar Riska.

Sementara, data ekonomi China juga diprediksi mempengaruhi pegerakan IHSG. Beberapa data tersebut, seperti cadangan devisa, neraca perdagangan, dan inflasi bulan Oktober 2017.


"Diperkirakan untuk sepekan IHSG bergerak di kisaran 5.981 sampai 6.080," pungkas Riska.

Sekadar informasi, IHSG meningkat cukup signifikan sepanjang pekan lalu. Pada akhir pekan, indeks ditutup di level 6.039, atau naik 1,07 persen dari pekan sebelumnya di level 5.975.

Kondisi ini sejalan dengan bursa saham Wall Street yang juga ditutup positif pada Jumat (3/11) lalu. Indeks Dow Jones naik 0,1 persen, S&P500 meningkat 0,31 persen, dan Nasdaq menguat 0,74 persen. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER