Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan penguatan pada hari ini, Rabu (2/11). Penguatan ditopang oleh sentimen positif dari data inflasi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), yakni sebesar 0,01 persen pada Oktober 2017.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, tingkat inflasi yang rendah bisa diasumsikan sebagai keberhasilan pemerintah dalam menekan harga pangan.
"Pergerakan IHSG yang mampu mengalami kenaikan membuka peluang untuk kembali melanjutkan kenaikan," ujar Reza dalam risetnya, Rabu (2/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peluang kenaikan IHSG juga terlihat karena masih ada pertumbuhan volume beli. Ia memproyeksi, IHSG bergerak dalam rentang support 5.997-6.018 dan resistance 6.048-6.059.
Kendati demikian, Reza menuturkan, IHSG bisa saja kembali melemah jika pelaku pasar melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah IHSG terus bertengger di atas level 6.000 dua hari berturut-turut.
"Tetap waspadai berbagai sentimen yang dapat menahan potensi penguatan IHSG," terang dia.
Analis Oso Sekuritas Riska Afriani punya pendapat berbeda. Ia meramal, IHSG justru merosot karena telah mencapai level tertingginya atau resistance. Sehingga, pelaku pasar akan melakukan profit taking terlebih dahulu.
"IHSG diprediksi bergerak melemah di kisaran 5.998-6.040," terang Riska dalam risetnya.
Kemarin, IHSG ditutup menguat 32,36 poin (0,53 persen) ke level 6.038 setelah bergerak di antara 6.008-6.038. Sayangnya, nilai tukar rupiah malah melemah ke level Rp13.580 per dolar AS.
Sementara, bursa saham Wall Street bergerak bervariasi tadi malam. Dow Jones dan S&P500 menguat 0,25 persen dan 0,16 persen, sedangkan Nasdaq terkoreksi 0,17 persen.
(bir)