Kemenperin Minta Lotte Percepat Bangun Pabrik Petrokimia

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 09 Nov 2017 17:43 WIB
Pemerintah meminta perusahaan Korea Selatan, Lotte Chemical Titan mempercepat realisasi pembangunan proyek petrokimia yang semula dijadwalkan pada akhir 2018.
Ilustrasi (www.barito.co.id).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian meminta perusahaan asal Korea Selatan, Lotte Chemical Titan untuk mempercepat realisasi proyek petrokimia yang rencananya akan dibangun di Cilegon, Banten pada akhir 2018.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, ada sejumlah kendala yang membuat konstruksi Lotte di Cilegon masih belum bisa dipercepat. Pertama, terkait masalah pelabuhan dan infrastruktur, perusahaan masih perlu melakukan reklamasi agar bisa membangun fasilitas dasar.

Kedua, belum adanya kepastian terkait fasilitas pengurangan pajak dalam bentuk tax holiday yang akan diperoleh perusahaan tersebut. Proyek petrokimia Lotte memang tergolong dalam industri pionir yang berhak memperoleh fasilitas pajak tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 159/PMK.010/2015 yang berhak mendapat tax holiday. Selain itu, nilai investasinya juga besar, yaitu sebesar US$3,5 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kami tadi sudah rapat dengan mereka bagaimana agar proyek ini bisa dipercepat, karena sekarang kan target konstruksinya di akhir 2018,” ujar Airlangga, Kamis (9/11).

Rencananya, Lotte Chemical akan memproduksi naphtha cracker dengan total kapasitas sebanyak 2 juta ton per tahun. Proyek ini akan memakan waktu selama empat hingga lima tahun dan membuka lapangan pekerjaan kepada sebanyak 9 ribu orang. Rencananya, investasi ini akan didirikan di kompleks industri Krakatau Steel di Cilegon.

Meski masih menanti realisasi investasi Lotte, Airlangga menuturkan bahwa investasi manufaktur lain dari Korea Selatan menunjukkan kemajuan baik. Ia mencontohkan, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan Pohang Iron Steel Company (Posco) yang rencananya akan mengembangkan lini baru dari produk baja melalui anak usaha keduanya, PT Krakatau Posco

Jika sebelumnya proyek baja berlangsung hingga baja gulungan panas (hot rolled coil), maka di dalam kerja sama lanjutan ini, Krakatau Steel dan Posco akan mengembangkan baja gulungan dingin (cold rolled coil).

Khusus proyek tersebut, kedua perusahaan ini juga akan bekerja sama dengan Nippon Steel Metal Corporation. Kerja sama tersebut dilakukan, mengingat produksi cold rolled coil bisa digunakan sebagai bahan baku industri otomotif yang sebagian besar merupakan Penanaman Modal Asing (PMA) asal Jepang.

“Karena end user-nya Jepang, masuk industri otomotif, Jepang akan ikut partisipasi strategis di situ,” pungkasnya.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal, realisasi investasi Korea Selatan tercatat sebesar US$1,36 miliar sepanjang Januari hingga September 2017. Angka ini mengambil 5,72 persen dari total PMA di periode tersebut sebesar US$23,88 miliar. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER