Kemenperin Galang Santripreneur Dongkrak Ekonomi Syariah

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Minggu, 12 Nov 2017 10:28 WIB
Jumlah santri di Indonesia mencapai 3,65 juta orang dari 27.290 pondok pesantren yang berpotensi melahirkan ladang wirausaha baru.
Jumlah santri di Indonesia mencapai 3,65 juta orang dari 27.290 pondok pesantren yang berpotensi melahirkan ladang wirausaha baru. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian menggalang kemandirian industri nasional berbasis syariah melalui proyek percontohan santripreneur. Ini merupakan program pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) di lingkungan pondok pesantren.

"Dalam kurun waktu 2013-2015, Direktorat Jenderal IKM telah membina beberapa pondok pesantren dengan pelatihan tematik yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi industri yang ada di pondok pesantren," tutur Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih melalui siaran pers, kemarin (11/11).

Berdasarkan data Kementerian Agama 2014 lalu, pondok pesantren yang ada di Indonesia tercatat sebanyak 27.290 lembaga dengan jumlah santri mencapai 3,65 juta orang. Ini merupakan potensi bagi penumbuhan wirausaha baru dan sektor IKM di Tanah Air.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam implementasinya, kami memiliki dua model untuk mencapai sasaran tersebut. Pertama, Santri Berindustri, dan kedua Pesantren Berkreasi," kata Gati.

Model Santri Berindustri, ia menjelaskan, fokus pada pengembangan unit industri yang telah ada dan sumber daya manusia di lingkungan pondok pesantren yang terdiri dari santri dan alumni santri.

Sedangkan, Santri Berkreasi merupakan kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam pengembangan potensi kreatif para santri maupun alumni yang terpilih dari beberapa pondok pesantren. Mereka dibidik untuk menjadi seorang profesional di bidang seni visual, animasi, dan multimedia sesuai standar industri.

"Program pilot project santripreneur yang telah berjalan, misalnya di Pondok Pesantren Sunan Drajat, yaitu program bimbingan teknis pengolahan ikan dan bantuan peralatan, serta bimbingan teknis pembuatan alas kaki," ujarnya.

Program selanjutnya yang akan dilakukan adalah bimbingan teknis pembuatan lampu LED dan revitalisasi industri garam.

Guna menyukseskan program Santripreneur ini, Bank Indonesia (BI) turut andil dalam memfasilitasi inkubator bisnis syariah mengenai keuangan mikro syariah dan nonkeuangan seperti agrobisnis serta perdagangan dan jasa.

"Inkubator bisnis syariah bertujuan untuk mendorong pengembangan ekonomi syariah melalui pemberdayaan ekonomi pesantren," terang dia.

Beberapa program yang diberikan, antara lain pelatihan motivasi usaha dan penyusunan bisnis plan, Pelatihan rapid rural appraisal (RRA), penyusunan feasibility study (FS), pelatihan strategi marketing, serta pelatihan hukum bisnis, fiqih mualah dan akad perbankan syariah.

Bekerja sama dengan bank sentral, Kemenperin ikut berpartisipasi dalam kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2017 di Surabaya, dengan mengisi delapan gerai yang terdiri dari peserta IKM komoditas pangan, klinik kemasan, dan merek serta gerai hak kekayaan intelektual.

Dalam acara ini, para peserta santripreneur diberikan fasilitasi uji coba pasar (promosi) oleh BI, termasuk Pondok Pesantren Sunan Drajat.

ISEF merupakan salah satu acara ekonomi dan keuangan syariah terbesar dan terdepan di Indonesia dengan mengintegrasikan pengembangan sektor keuangan dengan perekonomian sektor riil.

ISEF turut mengundang 80 Pimpinan dari perwakilan Pondok Pesantren besar seluruh pelosok Indonesia dan para penggiat ekonomi syariah. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER