Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan berharap, jumlah ekspor komoditas batu bara ke China terus mendaki, baik nilai maupun volumenya.
Saat ini, nilai ekspor batu bara ke China mencapai US$20 miliar dengan pertumbuhan 17 persen. Pencapaian ini menjadikan China sebagai salah satu negara tujuan ekspor batu bara terbesar bagi Indonesia.
"China adalah salah satu tujuan utama ekspor batu bara Indonesia dan kami mendorong terus kerja sama dalam jangka panjang untuk ekspor batu bara Indonesia ke China," ujarnya dalam The 5th Indonesia China Energy Forum (ICEF) di Hotel JW Marriott, Senin (13/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak cuma itu,
Jonan juga berharap, agar aliran modal dari Negeri Tirai Bambu untuk industri hulu mineral dan batu bara (minerba) lebih besar lagi dari realisasi saat ini. China tercatat sebagai salah satu negara yang juga giat menanamkan modal ke hulu minerba.
Bahkan, suntikan investasi tak hanya mengalir ke titik-titik pertambangan yang sudah ada. Tetapi juga ke Kawasan Industri (KI) Morowali di Provinsi Sulawesi Tengah yang sedang digenjot oleh pemerintah agar mampu menjadi titik industri baru.
"Di bidang pertambangan minerba, kami sudah melihat aktivitas besar dari perusahaan China di Morowali. Kami terus mendorong investasi di bidang pengolahan sumber daya mineral logam," terang dia.
Yang terpenting dari semua gelimang investasi tersebut, sambung Jonan, yakni agar kerja sama ini tetap konsen pada isu-isu lingkungan. Dengan begitu, pembangunan industri dapat berkelanjutan.
Sementara itu, Direktur Administrasi Nasional Energi (National Energy Administration/NEA) China Nur Bakri mengatakan, China akan membuka pintu impor batu bara dari Indonesia lebih besar lagi. Pasalnya, seiring bertambahnya pertumbuhan penduduk, kebutuhan masyarakat dan ekonomi China dibutuhkan sumber energi yang besar dari masa ke masa.
Selain itu, China mengakui bahwa Indonesia memang memiliki keunggulan dalam sektor eksploitasi sumber daya alamnya, termasuk komoditas batu bara, sehingga menjadi salah satu produsen terbesar di dunia dan itu potensi besar yang dimiliki Indonesia.
Karenanya, ia menegaskan, kerja sama di sektor energi, khususnya dalam hal ekspor batu bara dapat ditingkatkan. Bahkan, harus ditingkatkan dengan studi, riset, dan kajian berkelanjutan.
“Dengan laju pertumbuhan (ekspor batu bara) 17 persen, ini menandakan kerja sama dua negara saling mengisi dan membantu. Bukan hanya meningkatkan infrastruktur, tapi juga membuka lapanga kerja baru," katanya.
Ia juga menjanjikan, investasi dari China ke Tanah Air akan terus mengalir deras, baik dari pemerintah maupun pihak swasta. Bahkan, tidak hanya di sektor energi, namun juga meluas ke sektor lainnya yang bisa dikembangkan kedua negara.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor batu bara dari Indonesia ke China telah mencapai US$37,22 miliar dalam kurun waktu 2002-2015 dengan volume mencapai 679,89 juta ton. Capaian ini menempatkan China sebagai negara nomor satu tujuan ekspor batu bara dari Tanah Air.
(bir)