Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat dan terlihat masih mampu kembali melanjutkan kenaikan pada hari ini, Selasa (14/11).
WilliaM Surya Wijaya, Vice President Research Department PT Indosurya Sekuritas menilai, sentimen ditunjang oleh data data yang telah rilis sepanjang bulan ini. Seperti diketahui, data yang dirilis pemerintah kembali menunjukkan kondisi perekonomian dalam keadaan stabil.
Kewaspadaan yang perlu dicermati hanya kondisi nilai tukar, walaupun belum terlihat terlalu mengkhawatirkan. Pasalnya, depresiasi rupiah dinilai cukup wajar terjadi mendekati akhir tahun
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, saham-saham yang berpotensi menguat antara lain JSMR, AJRA, SMRA, PWON, HMSP, UNVR, MYOR, ICBP, dan BBNI.
Lanjar Nafi, Analis Saham Teknikal PT Reliance Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG masih akan bergerak cenderung
mixed tertekan dengan rentang pergerakan 6000-6044. Saham-saham yang masih dapat dicermati diantaranya BSDE, CPIN, DILD, ICBP, JPFA, SMGR.
Sementara itu, Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, tekanan jual yang terjadi pada IHSG membawa posisi IHSG menjauhi area
upper Bollinger band sebagai bagian dari tren konsolidasi yang terbentuk.
Di sisi lain, posisi ini juga memberikan peluang bagi pelaku pasar untuk masuk. Diharapkan pelemahan dapat kembali terbatas sehingga IHSG masih dapat menemukan momentum
rebound-nya.
"Selain itu, tetap waspadai berbagai sentimen yang dapat menahan potensi penguatan IHSG," kata Reza dalam laporan risetnya.
Kemarin, Senin (13/11), IHSG ditutup melemah tipis 0.01% di level 6021.456. Berdasarkan data harian dari Bloomberg,
support pertama dan kedua berada pada level 6010.467 dan 5999.477. Sementara itu,
resistance pertama dan kedua berada pada level 6038.966 dan 6056.475.
Secara teknikal, berdasarkan indikator harian, MACD sudah membentuk pola
dead cross di area positif. Sementara itu, Stochastic dan RSI masih berada di area netral. Meskipun demikian, terlihat pola
bullish dragonfly doji candle yang mengindikasikan adanya potensi
rebound pada pergerakan indeks saham.
Sempat terjadi penguatan di awal sesi. Namun IHSG tidak mampu bertahan positif sehingga kembali mengalami pelemahan di akhir sesi. Kenaikan pada saham-saham barang konsumsi mampu menahan derasnya aksi jual yang memanfaatkan kenaikan sebelumnya.
Adanya berita pemberian pinjaman Jepang ke Indonesia untuk kegiatan infrastruktur dan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 di level 5,1 persen tampaknya tidak memberikan efek tahan lama bagi IHSG yang pada akhirnya melemah. Kembali melemahnya Rupiah dan masih adanya aksi jual asing memberikan dampak negatif pada IHSG.
Investor asing mencatatkan jual bersih Rp321,20 miliar dari sebelumnya jual bersih Rp1,82 triliun.
(lav)