Jakarta, CNN Indonesia -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN memastikan tak akan mengenakan biaya tambahan daya kepada pelanggan seiring rencana penyederhanaan golongan listrik rumah tangga nonsubsidi. Adapun untuk memuluskan rencana tersebut, PLN diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp133 triliun.
Rencananya, PLN akan menghapus golongan listrik 900 voltampere (VA) bersubsidi, 1.300 VA, 2.200 VA, 3.500 VA, dan 4.400 VA. Lalu, menyeragamkannya ke golongan 5.500 VA. Namun, dipastikan untuk golongan bersubsidi dengan kapasitas listrik 450 VA dan 900 VA tetap ada.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengaku, tak akan menambah beban masyarakat terkait rencana tersebut. Pihaknya pun siap mengambilalih beban tersebut. Dengan demikian, seluruh biaya pergantian teknis tersebut akan ditanggung PLN sehingga masyarakat tak terbebani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya pikir supaya itu aman mending digratiskan saja," ujar Sofyan di Jakarta, Selasa (14/11).
CNNIndonesia.com mencoba menghitung berapa besar beban yang harus ditanggung PLN untuk menjalankan kebijakan ini nantinya. Berdasarkan data listrik.org yang dikonfirmasi ke pusat layanan informasi pelanggan
(customer service/CS) PLN, biaya peningkatan daya berbeda-beda untuk tiap golongan ke golongan lain.
 Biaya Tambahan Daya Listrik PLN ke 5.500 VA (CNN Indonesia/Fajrian) |
Berdasarkan data jumlah pelanggan PLN sampai tahun ini, mulanya jumlah pelanggan golongan listrik 900 VA yang bersubsidi sebanyak 23 juta. Namun, hanya sekitar 4,1 juta yang layak mendapat subsidi, sehingga sisanya sebanyak 18,9 juta menjadi pelanggan listrik golongan 900 VA nonsubsidi.
Selanjutnya, jumlah pelanggan listrik golongan 1.300 VA sebanyak 9,7 juta, golongan 2.200 VA sebesar 2,5 juta pelanggan, golongan 3.500 VA hingga 5.500 VA mencapai sekitar 969 ribu pelanggan.
Bila dikalkulasikan, maka biaya perubahan golongan untuk golongan nonsubsidi 900 VA akan mencapai Rp84,24 triliun, biaya perubahan golongan 1.300 VA Rp39,47 triliun, biaya perubahan golongan 2.200 VA Rp7,99 triliun, dan biaya perubahan golongan 3.500 VA sampai 5.500 VA antara Rp1,03 triliun hingga Rp1,87 triliun.
Dengan demikian, secara kasar perusahaan pelat merah itu membutuhkan dana sekitar Rp132,73 triliun sampai Rp133,57 triliun untuk mengubah lima golongan listrik ke golongan 5.500 VA.
Kendati membutuhkan biaya yang sangat besar, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, keuangan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN saat ini siap untuk menjalankan rencana kebijakan tersebut.
Sebab, PLN hanya perlu mengganti instalansi distribusi listrik ke tiap-tiap rumah tangga melalui pergantian komponen Miniature Circuit Breaker (MCB) tiap bangunan. Hal ini dilakukan agar instalansi terpasang mampu menerima jumlah besaran daya dan tegangan yang berbeda bila nantinya ada penyederhanaan golongan.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi dan Kerja Sama Kementerian ESDM Dadan Kusdiana memastikan, perubahan golongan tersebut tak akan mengganggu kinerja keuangan perusahaan setrum raksasa nasional itu. Apalagi, sampai menimbulkan beban kerugian bagi keuangan PLN.
"Iya PLN bilang tadi siap. Menurut saya, bagi PLN ini sebagai bentuk investasi dari sisi korporasi saja," terang Dadan.
Kendati begitu, Dadan masih enggan berbagi hitung-hitungan dana yang perlu digelontorkan PLN untuk perubahan golongan ini. Ia mengaku, diskusi antara pemerintah dengan PLN belum sejauh itu, sehingga belum bisa memberikan angka pasti.
Adapun berdasarkan estimasinya, untuk setiap bangunan dengan satu MCB, dibutuhkan dana sekitar Rp1 juta. Adapun implementasi penyederhanaan golongan diperkirakan paling cepat rampung dalam satu tahun.
"Jadi prosesnya bukan sehari tapi bisa setahun lebih untuk penyelesaian ini. Jadi tidak keluar kebijakan, besoknya bisa seperti ini. Jadi bertahap sesuai dengan kemampuan dan produksi," terangnya.
Kendati begitu, Dadan meyakini, PLN tak akan merugi hanya karena harus menalangi biaya perubahan golongan tersebut. Di sisi lain, tarif yang tidak dinaikkan pun juga tak membuat PLN merugi.
Pasalnya, tujuan perubahan golongan listrik ini adalah memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menggunakan listrik, sehingga bisa saja dengan akses yang lebih besar, konsumsi listrik turut meningkat.
(agi)