Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan kekhawatiran dalam memprediksi kondisi ekonomi tahun depan. Pasalnya, pada 2018, Indonesia bakal menggelar 171 pemilihan kepada daerah (pilkada).
Direktur Utama BEI Tito Sulistio berpendapat, politik sejatinya tidak mempengaruhi kondisi pasar modal Indonesia. Terlebih lagi, dengan jaminan keamanan yang diberikan oleh Polri.
"Secara historis, tahun 2004, 2009, 2013 Pilkada tidak ada gejolak sama sekali," kata, Tito, Senin (20/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ia mengakui Indonesia tidak memiliki pengalaman untuk menghadapi pilkada sebanyak 171 secara bersamaan. Untuk itu, Tito sedikit khawatir terdapat penarikan dana secara besar-besaran dari perbankan untuk memenuhi kebutuhan dari pilkada tersebut.
"Kemudian itu bersamaan dengan pembayaran pajak, ini yang harus diantisipasi. Tapi kalau secara politiknya sendiri, Insya Allah tidak akan pengaruh," papar Tito.
Di sisi lain, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Karnavian mengklaim, sebanyak 171 pilkada pada tahun depan tidak akan mengganggu stabilitas ekonomi.
"Kekompakan TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan Polti mutlak. Itu jaminan tahun 2018 aman," tutur Tito.
Menurut Tito, pihak keamanan dan militer Indonesia sudah berpengalaman cukup banyak dengan Pilkada atau pemilihan lainnya. Sehingga, masyarakat Indonesia bisa dikatakan matang dalam hal demokrasi.
"Iya (pasar sangat berpengaruh), tapi kita sudah terbiasa lebih dari 10 tahun lebih," sambung Tito.
Sementara itu, tegas Tito, tiap calon Kepala Daerah juga diimbau tidak membawa isu negatif, seperti agama, suku, ras, dan antargolongan (SARA). Masalahnya, isu tersebut dapat mengoyak dan membelah masyarakat Indonesia.
"Kontestan politik jangan pakai isu sensitif untuk serang-serangan dan mengoyak kebangsaan kita," ujar Tito.
(gir)