Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi ambil untung
(profit taking) diramalkan masih mewarnai pola pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sepanjang hari ini, Rabu (22/11). IHSG pun belum memiliki kesempatan untuk bangkit
(rebound) kembali.
"Pergerakan IHSG cenderung melemah seiring masih adanya aksi jual," ungkap Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada dalam risetnya, dikutip Rabu (22/11).
Pemberitaan positif masing-masing emiten pun diproyeksi belum cukup mampu untuk mendongkrak laju IHSG. Tak hanya itu, penguatan bursa saham Asia juga tidak menjadi sentimen positif bagi indeks.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diharapkan jika pun terjadi koreksi maka tidak terlalu besar," imbuh Reza.
Melihat kondisi yang ada, Reza memprediksi, IHSG bergerak dalam rentang
support 5.971-6.001 dan
resistance 6.069-6.106.
Di sisi lain, Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya menilai IHSG akan bangkit dan berpeluang mencetak rekor terbarunya. Hal ini didorong oleh kestabilan ekonomi dalam negeri jelang akhir tahun 2017.
"Kondisi perekonomian yang terjaga akan menjadi momentum untuk dapat memberikan sentimen positif terutama terhadap sektor yang diuntungkan dengan momentum liburan," papar William.
Beberapa sektor yang dimaksud, antara lain sektor perdagangan, perbankan, dan konsumer. Untuk itu, ia memproyeksi IHSG berada dalam rentang
support 5.972 dan
resistance 6.123.
Sayangnya, potensi penguatan ini tidak dibarengi dengan arus dana asing yang masuk
(capital inflow) ke pasar modal. Pada perdagangan kemarin, investor asing tercatat jual bersih
(net sell) sebesar Rp476,33 miliar di pasar reguler.
Sementara itu, IHSG kemarin ditutup melemah 21,42 poin (0,35 persen) ke level 6.031 setelah bergerak di antara 6.008-6.076. Kemudian, nilai tukar rupiah terpantau stagnan di level Rp13.529 per dolar AS.
(agi/agi)