Holding Tambang Janji Bangun Smelter Setelah Kuasai Freeport

Agustiyanti | CNN Indonesia
Rabu, 22 Nov 2017 15:24 WIB
Holding Tambang menegaskan akan membangun smelter PT Freeport Indonesia, jika telah rampung mengambil alih 51 persen saham perusahaan tambang tersebut.
Holding Tambang menegaskan akan membangun smelter PT Freeport Indonesia, jika telah rampung mengambil alih 51 persen saham perusahaan tambang tersebut. (Dok. PT Freeport Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Induk usaha (holding) tambang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menegaskan akan bertanggung jawab membangun smelter atau pemurnian mineral untuk PT Freeport Indonesia, jika telah rampung mengambil alih 51 persen saham perusahaan tambang tersebut.

Holding BUMN tambang sendiri baru resmi terbentuk pada pekan lalu, dengan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) sebagai induk usaha. Saat ini, Inalum telah memegang 9,36 persen saham Freeport yang semula dipegang pemerintah dan akan membawahi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS) menunggu RUPSLB yang akan digelar pada 29 November mendatang.

"Apabila berjalan lancar, dan Inalum memiliki saham mayoritas maka smelter menjadi tanggung jawab kami, ya saat ini berbagai lokasi memang sudah menjadi pertimbangan," ujar Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Budi G Sadikin mengutip Antara, Rabu (22/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Smelter adalah fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam, seperti timah, nikel, tembaga, emas, dan perak hingga mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir. Membangun smelter adalah syarat yang diajukan oleh pemerintah Indonesia agar Freeport dapat memperpanjang izin usahanya di Indonesia.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignatius Jonan sebelumnya menegaskan bahwa semua perusahaan pertambangan, termasuk Freeport wajib membangun industri smelter atau pemurnian bahan tambang dalam negeri. Namun, ia menyebut pembangunan pabrik smelter oleh PT Freeport Indonesia tidak harus berlokasi di Timika, Papua.

Aset Berpotensi Capai Rp200 triliun
Disisi lain, Budi menjelaskan, akuisisi saham Freeport hingga 51 persen sahamnya dimiliki holding tambang berpotensi menaikkan aset holding menjadi sekitar Rp200 triliun. Saat ini, aset holding BUMN tambang diperkirakan berada di kisaran Rp87 triliun hingga Rp90 triliun.

"Kalau proses divestasi saham Freeport lancar ya berarti saham holding tambang BUMN bisa naik, kisaran menjadi Rp200 triliun lah," katanya.

Saat ini menurut dia, perkembangan untuk proses divestasi masih dalam tahap proses negosiasi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Daerah. Ia pun berharap nilai yang ditawarkan nantinya dapat ditangani oleh holding tambang BUMN.

Sebelumnya, ada perbedaan perhitungan terkait harga saham divestasi Freeport antara Menteri ESDM Ignatius Jonan dan CEO Freeport-McMoRan Inc. Richard C. Adkerson.

Jonan mengestimasi harga saham yang akan didivestasi Freeport sebesar 41,46 persen sekitar US$3,45 miliar atau setara Rp46,57 triliun untuk menyerap sisa saham Freeport sebesar 41,64 persen. Sementara itu, harga sisa saham Freeport yang akan didivestasi versi Adkerson mencapai US$5,41 miliar atau setara Rp73,08 triliun. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER