Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bukit Asam (Persero) Tbk berencana menambah kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebanyak 1.000 megawatt (MW) dalam dua tahun ke depan. Untuk itu, perusahaan tambang ini akan mengucurkan investasi mencapai US$1,5 miliar atau sekitar Rp20 triliun.
Direktur Utama Bukit Asam Arvian Arifin mengaku, saat ini pihaknya tengah membuat studi kelayakan (
feasibility study) terkait rencana penambahan kapasitas tersebut. Rencananya penambahan kapasitas pembangkit listrik tersebut direalisasikan mulai tahun depan.
"Kami sedang buat
feasibility study-nya, seperti apa desain, kebutuhan, dan investasinya. Kalau 1.000 MW, kira-kira kebutuhan investasinya sekitar US$1,5 miliar,' ujar Arvian di Jakarta, Jumat (24/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arvian menjelaskan, pembangunan pembangkit listrik tersebut diharapkan rampung dalam dua tahun. Saat ini, kapasitas listrik PLTU yang dimiliki Bukit Asam mencapai sekitar 1.200 MW.
Setelah efektifnya holding BUMN tambang, menurut Arvian, pihaknya juga akan mengelola pembangkit-pembangkit listrik yang saat ini dimiliki PT Aneka Tambang (Persero) Tbk dan PT Timah (Persero) Tbk. Hal ini seiring rencana PTBA yang akan berpindah fokus menjadi perusahaan energi.
"Kami akan fokus mengurus energi, Kami akan jadi perusahaan energi kelas dunia," ungkap dia.
Direktur Utama Aneka Tambang Arie Prabowo Ariotedjo menuturkan, segera setelah holding BUMN tambang efektif, pihaknya bersama dengan Timah dan Bukit Asam bakal melakukan konsolidasi bisnis.
Salah satu yang akan dilakukan adalah menyerahkan bisnis batu bara maupun bisnis pembangkit listrik yang masih ada di Antam dan Timah ke Bukit Asam.
"Antam misalnya, sekarang juga punya
power plant di Pomala yang sudah jadi investasi Rp3 triliun. Bukit Asam nanti kan akan bertransformasi jadi perusahaan energi, jadi power plant di Pomalaa ini akan kami
spin off dan serahkan ke Bukit Asam," terang dia.
Namun, dijelaskan Arie, pihaknya kemungkinan tetap akan memiliki porsi saham kecil pada pembangkit listrik tersebut. Hanya saja, pengelolaannya diserahkan sepenuhnya pada Bukit Asam.
(gir)