Jakarta, CNN Indonesia -- Induk usaha (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tambang nantinya bakal memiliki tugas untuk mengakuisisi saham divestasi PT Freeport Indonesia.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menuturkan, usai proses inbreng atau pengalihan saham pemerintah pada BUMN dan 9,36 persen saham PT Freeport Indonesia rampung, ekuitas holding BUMN tambang bisa mencapai Rp64 trilun.
Dengan modal tersebut, Harry menyebut holding BUMN tambang dapat melakukan
leveraging atau mengajukan pinjaman hingga Rp192 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Modal itu kan idealnya bisa di-
leveraging dua hingga tiga kali, jadi modal itu bisa digunakan untuk mengajukan pinjaman Rp128 triliun hingga Rp192 triliun. Nilai Freeport sendiri berapa? Kalau seandainya US$3 miliar, tentu cukup," ujar Harry di Jakarta, Jumat (24/11).
Saat ini diakui Harry, proses negosiasi valuasi saham Freeport Indonesia masih dilakukan antara pemerintah dengan Freeport McMoran. Sebelumnya, ada perbedaan perhitungan terkait harga saham divestasi Freeport antara Menteri ESDM Ignatius Jonan dan CEO Freeport-McMoRan Inc. Richard C. Adkerson.
Jonan mengestimasi, harga 41,64 persen saham yang akan didivestasi Freeport sekitar US$3,45 miliar atau setara Rp46,57 triliun.
Padahal, pihak Freeport McMoran mematok harga mencapai US$5,41 miliar atau setara Rp73,08 triliun untuk 41,64 persen saham.
Nantinya menurut Harry, sesuai kesepakatan, 10 persen saham Freeport yang akan didivestasi bakal diambil alih oleh pemerintah daerah, dibagi dengan Kabupaten Puncak Jaya dan Mimika, serta masyarakat adat.
"Ini nanti mereka bisa pemda langsung atau melalui BUMD (Badan Usaha Milik Daerah). Sebenarnya sih lebih baik lewat BUMD," terang dia.
 (Dok. PT Freeport Indonesia) |
Dengan demikian, saham Freeport yang akan diambil alih oleh holding BUMN tambang hanya sebesar 31,64 persen. Sehingga, holding bakal memegang 41 persen saham Freeport nantinya.
"Nanti untuk mengelola saham Freeport memang akan dibentuk perusahaan SPV (special purpose vehicle) dibawah holding. Tapi belum ada struktur yang dipastikan karena masih rundingan terus," jelas dia.
Dana untuk pembelian saham Freeport tersebut, kemungkinan besar akan dibiayai menggunakan pinjaman bank BUMN.
"Dananya tentu pertama, kami akan didanai dengan pinjaman Bank BUMN. Medco saja (beli saham Newmont) dibantu. Apalagi holding ini," tambah dia.
Aset Rp200 TriliunSelain memiliki ekuitas Rp64 triliun, holding BUMN tambang juga diperkirakan akan memiliki aset sekitar Rp90 triliun. Bahkan, jika pengambialihan saham Freeport rampung, aset holding BUMN tambang bisa mencapai Rp200 triliun.
"Tanpa mengakuisisi sisa saham Freeport, total aset holding sekitar Rp90 triliun, setelah akuisisi nanti bisa Rp200 triliun," terang Direktur Utama PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, Arie Prabowo Ariotedjo.
Arie menambahkan, setelah holding rampung terbentuk, pihaknya bersama dengan PT Bukit Asam (Persero) Tbk dan PT Timah (Persero) Tbk akan melakukan konsolidasi guna meningkatkan ekspansi usaha.
(gir)