Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak stagnan pada hari ini, Senin (27/11), akibat aksi ambil untung (
profit taking) kembali marak dilakukan pelaku pasar untuk kebutuhan liburan akhir tahun.
Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas, Kevin Juido menyatakan, pelaku pasar juga tidak memiliki dorongan untuk melakukan aksi beli karena tidak ada ada dorongan sentimen positif dari dalam negeri.
"Apalagi IHSG sudah lebih 6.000, tidak ada sentimen akhir tahun, jadi mereka
profit taking," papar Kevin kepada
CNNIndonesia.com, dikutip Senin (27/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini berlaku bagi pelaku pasar lokal maupun asing. Untuk itu, ia menilai, IHSG hanya akan bergerak terbatas sepanjang pekan ini dengan rentang
support di level 5.964 dan
resistance 6.103.
"Volume beli masih belum terlihat, masih minim," sambung Kevin.
Di sisi lain, analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi masih optimistis IHSG bakal melanjutkan penguatannya pada pekan ini karena adanya potensi aksi beli pelaku pasar lokal terhadap saham berkapitalisasi besar (
big capitalization/big caps).
"IHSG berpeluang melanjutkan tren positifnya dengan kisaran 6.025-6.100," terang Wafi.
Selain itu, nilai tukar rupiah diramalkan stabil di kisaran Rp13.500 terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Ramalan ini didukung oleh intervensi Bank Indonesia (BI) yang menjaga pergerakan rupiah agar investor tetap yakin menanamkan dananya di Indonesia.
Pada akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis 0,05 persen menjadi Rp13.504 per dolar AS, setelah bergerak dalam rentang Rp13.126-Rp13.651.
Sementara itu, IHSG tercatat naik 0,25 persen sepanjang pekan lalu ke level 6.067 dari pekan sebelumnya 6.051. Dengan demikian, nilai kapitalisasi pasar meningkat 0,33 persen menjadi Rp6.716 triliun.
Bursa saham Wall Street juga menguat akhir pekan lalu. Indeks Dow Jones menanjak 0,14 persen, S&P500 naik 0,21 persen, dan Nasdaq Composite tumbuh 0,32 persen.
(gir)