Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi rawan terkoreksi pada hari ini, Selasa (28/11). Hal itu disebabkan oleh pelemahan harga komoditas pada perdagangan kemarin.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto memaparkan, tadi malam harga nikel turun 3,7 persen dan minyak mentah dunia terkoreksi 1,9 persen menjadi US$57,82 per barel.
Ditambah lagi, belum ada sentimen positif yang dapat membuat laju IHSG kembali ke zona hijau. Melihat hal ini, David memprediksi, IHSG bergerak dalam rentang
support 6.050 dan
resistance 6.080.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"IHSG diperkirakan bergerak bervariasi dalam rentang konsolidasi rawan koreksi lanjutan di tengah minimnya katalis positif dari domestik," ungkap David dalam risetnya, dikutip Selasa (28/11).
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada berpendapat, penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga menambah panjang daftar sentimen negatif bagi IHSG. Kemudian, pelaku pasar pun masih marak melakukan aksi jual.
"Pergerakan IHSG yang kembali melemah dapat membuka peluang penurunan lanjutan seiring mulai adanya aksi-aksi jual yang memanfaatkan kenaikan sebelumnya," kata Reza dalam risetnya.
Dengan demikian, Reza meramalkan IHSG berada dalam rentang
support 6.021-6.042 dan
resistance 6.079-6.094.
Pada perdagangan kemarin IHSG ditutup melemah 2,55 poin atau 0,042 persen ke level 6.064 setelah bergerak dalam rentang 6.036 hingga 6.072.
Selanjutnya, mayoritas indeks di Bursa Saham Wall Street bergerak negatif tadi malam. Indeks S&P500 dan Nasdaq Composite masing-masing terkoreksi 0,04 persen dan 0,15 persen, sedangkan Dow Jones hanya menguat 0,1 persen.
(gir)