Jakarta, CNN Indonesia -- Enam bank di Indonesia bakal bisa melayani transaksi perdagangan dan investasi langsung dengan Malaysia dan Thailand langsung dalam mata uang lokal
(Local Currency Settlement/LCS). Keenam bank tersebut, yakni PT Bank Republik Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk atau BCA, PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk.
Pelaksanaan transaksi perdagangan dengan menggunakan rupiah, ringgit, dan bath ini baru akan berlangsung pada 2 Januari 2018 mendatang. Hal ini seiring dengan resmi diluncurkannya kerangka kerja sama antara Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, dan Bank of Thailand guna mendorong penyelesaian perdagangan dan investasi langsung dalam mata uang lokal pada hari ini, Senin (11/12).
Adapun dari Malaysia, bank yang akan terlibat, yakni CIMB Bank Berhad, Malayan Banking Berhad, Hong Leong Bank Berhad, Malayan Banking Berhad, Public Bank Berhad, RHB Bank Berhad, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Malaysia Berhad, dan United Overseas Bank (UOB) Berhad.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan dari Thailand, ada Bangkok Bank PCL, Bank of Ayudhya PCL, Kasikornbank PCL, Krungthai Bank PCL, Siam Commercial Bank PCL, CIMB Thai PCL dan UOB Thai PCL. eko
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, kerja sama ini bertujuan untuk membuka akses pasar yang lebih luas dan memudahkan para pelaku usaha karena bisa bertransaksi dengan mata uang lokal masing-masing negara.
Kerja sama ini juga akan mengurangi penggunaan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan antar ketiga negara. Pasalnya, Agus mencatat, sekitar 90 persen perdagangan ekspor dari Indonesia dan 78 persen perdagangan impor ke Indonesia masih menggunakan dolar AS.
"Kami juga melihat kalau menggunakan mata uang lokal akan lebih memudahkan karena langsung dikonversikan ke nilai tukar kedua negara, sehingga tidak perlu dikonversikan ke mata uang negara ketiga (dolar AS)," ujar Agus saat meluncurkan LCS di Gedung BI, Senin (11/12).
Lebih lanjut, Agus bilang, kerja sama ini akan menumbuhkan diversifikasi perdagangan dari dan ke masing-masing negara, sehingga nilai perdagangan yang didapat masing-masing negara bisa meningkat.
Ia mencatat, total nilai perdagangan antara Indonesia dengan Malaysia dalam kurun waktu 2010-2016 sebesar US$19,5 miliar. Angka ini berasal dari perdagangan ekspor sekitar US$9,3 miliar dan perdagangan impor US$10,2 miliar.
Sementara itu, total nilai perdagangan antara Indonesia dengan Thailand mencapai US$15 miliar pada 2010-2016, terbagi atas US$5,5 miliar perdagangan ekspor dan US$8,5 miliar perdagangan impor.
Kerja sama ini disebut Agus juga diharapkan mendorong gejolak nilai tukar masing-masing mata uang bisa lebih terjaga dan stabil. Dengan demikian, dampak jangka panjangnya secara keseluruhan dapat menumbuhkan perekonomian Tanah Air hingga ekonomi kawasan Asia Tenggara (Asean). "Soal volatilitas rupiah, kami sambut baik akan berada di angka 3 persen," imbuh Agus.
Senada, Gubernur Bank of Thailand Veerathai Santiprabhob meyakini bahwa kerja sama ini akan meningkatkan perekonomian ketiga negara. Khususnya bagi dunia usaha. Kerja sama ini pun akan membuat dana yang dikeluarkan kian hemat karena bisa mengikuti nilai tukar mata uang lokal.
"Hal ini terlihat dari kerja sama yang sebelumnya telah dilakukan oleh Thailand dengan Malaysia, sebelum dengan Indonesia. Kami melihat ada kenaikan volume perdagangan yang menggunakan bath (mata uang Thailand) dan ringgit (mata uang Malaysia)," kata Santiprabhob dalam kesempatan yang sama.
Selain itu, kerja sama ini dinilai ampuh untuk menjawab ketidakpastian dari pasar ekonomi dunia yang masih memberi dampak besar bagi negara-negara di kawasan Asean. "Sehingga, ekonomi di kawasan Asean bisa lebih baik lagi karena adanya konektivitas transaksi ini," imbuhnya.
Gubernur Bank Negara Malaysia Muhammad bin Ibrahim turut menyakini bahwa kerja sama perdagangan dan investasi langsung dari ketiga negara bisa kian meningkat. Adapun saat ini, menurutnya, kerja sama perdagangan antara Malaysia dengan Indonesia dan Thailand mengambil porsi sekitar 11 persen dari total perdagangan luar negeri Malaysia.
"Ini akan meningkatkan perdagangan antar negara dan mengurangi dampak dari gejolak nilai tukar antar mata uang. Tapi semua ini tetap bergantung pada implementasi ke depannya," pungkasnya.
(agi)