Jakarta, CNN Indonesia -- PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) menargetkan bisa menjamin lima proyek infrastruktur senilai total Rp17 triliun pada tahun depan. Adapun salah satunya, yakni proyek pembangunan kereta api ringan
(Light Rapid Transit/LRT) di Medan.
Dari seluruh nilai kelima proyek, perseroan akan memberikan jaminan sebesar Rp9 triliun. Dengan demikian, total penjaminan yang diberikan perseroan tahun depan bakal mencapai Rp44 triliun atau naik 25 persen dari prognosa akhir tahun ini yang diperkirakan Rp35 triliun.
Direktur Utama PII Armand Hermawan merinci, kelima proyek tersebut adalah proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Lampung, Rumah Sakit Pendidikan Sam Ratulangi di Sulawesi Utara, Kereta Api Ringan (LRT) Medan di Sumatera Utara, Jalan Tol Serang Panimbang di Banten, dan Jalan Tol Semarang- Demak di Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk saat ini, proyek yang sudah siap untuk dijamin tahun depan adalah kelima proyek tersebut," ujar Armand dalam konferensi pers di Gedung Capital Place Jakarta, Senin (11/12).
Berdasarkan prognosa tahun ini, perusahaan pelat merah di bawah Kementerian Keuangan ini bakal menjamin 15 proyek infrastruktur dengan total nilai mencapai Rp176,9 triliun. Dua diantaranya baru akan ditambah ke dalam portofolio perseroan sebelum akhir tahun, yaitu Proyek Ruas Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi dan Jakarta – Cikampek II Sisi Selatan. Adapun proyek terbesar yang dijamin perseroan sampai saat ini adalah proyek PLTU Batang 2 x 1000 MW dengan nilai investasi Rp57,1 triliun.
"PII sudah memberikan jaminan pada proyek PLTU Batang, 8 Proyek Jalan Tol (Batang-Semarang, Balikpapan-Samarinda, Pandaan-Malang dan Manado-Bitung, Jakarta-Cikampek II Elevated, Krian-Legundi-Bunder-Manyar, Cileunyi – Sumedang – Dawuan dan Serang- Panimbang), SPAM Umbulan dan seluruh paket Proyek Palapa Ring," ujarnya.
Untuk menjaga daya dukung penjaminan, perseroan bakal mendapatkan suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp1 triliun tahun depan. Selain itu, perseroan juga membidik laba bersih senilai Rp500 miliar hingga Rp520 miliar atau naik sekitar 14 persen dibandingkan prognosa tahun ini yang sebesar Rp484 miliar.
Dengan demikian, total modal perusahaan tahun depan bisa meningkat menjadi sekitar Rp10,5 triliun dari saat ini yang ada di kisaran Rp9 triliun.
Dorong Pembangunan dengan Skema KPBUDi tempat yang sama, Armand juga mendorong pemerintah daerah (pemda) bersedia mengerjakan proyek infrastruktur dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Pasalnya, pemerintah tidak bisa membiayai seluruh kebutuhan proyek pembangunan infrastruktur.
Namun demikian, hingga kini, masih sedikit Pemda yang berani mengerjakan proyek infrastruktur dengan menggandeng pihak swasta. Dari portofolio penjaminan saat ini, baru proyek SPAM Umbulan di Jawa Timur yang telah menggunakan skema KPBU. Hal itu tak lepas dari masih terbatasnya pemahaman Pemda soal proyek KPBU.
Padahal, selain bisa menghemat penggunaan anggaran negara, skema KPBU juga memberikan keuntungan bagi pihak swasta yang bermitra selama proyek tersebut layak.
"Tahun depan, kami akan terus membantu untuk mensosialisasikan skema KPBU kepada Pemda," ujarnya.
(agi)