Bandung, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengimbau generasi muda untuk mampu melihat peluang atau pasar-pasar yang sepi, salah satunya adalah usaha perlengkapan jenazah.
Pernyataan itu disampaikan setelah ia mendengar kisah Afra, siswi SMA Negeri I Bandung, yang membantu orang tuanya menjual perlengkapan jenazah ketika libur sekolah.
“Ini produk yang pasarnya ada, jelas, tapi sering orang tak lirik. Ini saya senang,” kata Jokowi di Sabuga, Bandung, Senin (18/12).
Kepada Jokowi, Afra menceritakan, ia membantu orang tuanya menjual online perlengkapan jenazah seperti kain kafan, tikar pandan, kapur barus, dan permandian jenazah. Peti mati tak masuk dalam paket itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Jokowi mengatakan, ia sempat berusaha mengekspor peti mati beberapa tahun lalu, tetapi tak lagi berlanjut sekarang karena kondisi pasar.
“Dulu enggak ada yang bisa buat saat itu. Tapi lama lama berkurang. Apa berkurang yang meninggal di sana,” guyon Jokowi.
Hal itu disambut tawa tamu undangan yang terdiri dari 1000 generasi
millennial dan para
entrepreneur seperti dari Tokopedia, Amartha, dan Ruangguru.
Afra tak ragu, ia kini masih membutuhkan investor untuk memperluas usaha penjualan paket jenazah. Selain itu ia juga harus bekerja sama dengan masjid demi memperbesar jaringan.
Namun, Jokowi berpendapat lain. Menurutnya, Afra seharusnya bekerja sama dengan rumah sakit terlebih dahulu sebelum masjid.
“(Pihak) yang tahu meninggal kan rumah sakit. Tanya rumah sakit yang ada, siapa yang meninggal dan bagaimana kirim (perlengkapan jenazah) cepat,” saran pengusaha mebel ini.
(lav)