Jakarta, CNN Indonesia -- Harga saham PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) terus melejit pada perdagangan saat penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Selasa (19/12), hingga terkena
auto rejection.
Auto rejection adalah
penolakan secara otomatis oleh sistem perdagangan efek yang berlaku di bursa terhadap pembelian dan/atau penjualan efek yang melampaui batasan harga yang ditetapkan oleh BEI.
Hingga kini, harga sahamnya telah melonjak 49,7 persen ke level Rp494 per saham. Saat pembukaan tadi pagi, harga saham perusahaan naik 12,12 persen ke level Rp370 per saham, tetapi juga sempat menyentuh harga terendah di level Rp332 per saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, nilai transaksi saham mencapai Rp147,82 juta dan ditransaksikan sebanyak 25 kali dengan jumlah volume 4.187 lot.
Campina Ice Cream melakukan pencatatan saham di BEI atau IPO dengan melepas 885 juta lembar saham atau sebanyak-banyaknya 15,04 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan.
"Harga saham perusahaan ditawarkan ke masyarakat dengan kisaran harga penawaran Rp330 per saham," kata Direktur Utama Campina Ice Cream Samudera Prawirawidjaja, melalui keterangan resmi, dikutip Selasa (19/12).
Alhasil, perusahaan meraup dana segar sebesar Rp292 miliar dari gelaran penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) ini. Menurut Samudera, manajemen akan menggunakan sebagian dana atau sebesar Rp260 miliar untuk melunasi pokok utang perusahaan.
"Sisanya akan digunakan perusahaan untuk meningkatkan modal kerja," terang Samudera.
Lebih lanjut ia mengatakan, perusahaan kini memiliki pabrik di Rangkut, Surabaya dengan total 60 titik distribusi di Indonesia, kemdian 30 kantor perwakilan, dan 30 distributor dari pihak ketiga.
Sementara itu, perusahaan membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 10,6 persen sepanjang semester I 2017 menjadi Rp480,78 miliar. Selain itu, Campina Ice Cream mencatatkan laba komprehensif sebesar Rp7,68 miliar.
"Jumlah aset semester I 2017 Rp1,09 triliun dan jumlah ekuitas sebesar Rp564,55 miliar," lanjut Samudera.
(agi)