Pemprov DKI Belum Bahas Rencana Lepas Saham Delta Djakarta

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Kamis, 21 Des 2017 09:39 WIB
Padahal, rencana ini telah digaungkan sejak Sandiaga masih menjadi salah satu kandidat Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yang berpasangan dengan Anies Baswedan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan pembahasan mengenai rencana pelepasan saham PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta belum dilakukan hingga saat ini. (CNN Indonesia/Mesha Mediani).
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan pembahasan mengenai rencana pelepasan saham PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta belum dilakukan hingga saat ini.

"Pembahasannya belum," ungkapnya singkat, Rabu (20/12).

Padahal, rencana ini telah ia gaungkan sejak Sandiaga masih menjadi salah satu kandidat Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yang berpasangan dengan Anies Baswedan.

"Nanti akan kami sampaikan kalau pembahasannya sudah mulai diinisiasi," terang Sandiaga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sandiaga menyebut, saham Delta Djakarta terbilang tidak cocok dengan kepentingan orang banyak. Meski, ia mengakui, sahamnya memang diminati oleh pelaku pasar karena kondisi keuangannya yang cukup sehat.

Mengacu pada pernyataan Sandiaga pada April lalu, ia mengklaim penjualan saham Pemprov DKI Jakarta akan direalisasikan saat dirinya sudah resmi menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Untuk melancarkan rencananya, ia akan menggandeng perusahaan sekuritas untuk mengkaji penjualan saham Delta Djakarta. Bahkan, ia menyebut Bahana Sekuritas sebagai salah satu broker yang mengkaji hal tersebut.

"Ini sebagai bagian rekonsiliasi, kami akan tunjuk investment banker yang paling mumpuni yaitu Multidana Reksa atau Bahana yang biasa mengkaji penjualan," ujar Sandiaga.

Ketika rencana penjualan saham perusahaan bir itu diungkapkan, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) pun angkat bicara. Direktur Utama BEI meminta agar Sandiaga tidak sesumbar karena akan membuat pasar bergejolak.

"Kalau tiba-tiba tidak jadi, ada sanksi loh karena dia (Sandiaga Uno) telah membuat pasar bergejolak. Sanksi bisa administrasi, denda, dan peringatan," kata Tito waktu lalu. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER