Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia naik tipis pada perdagangan Kamis (21/12), waktu Amerika Serikat (AS), setelah operator pipa Laut Utara melakukan perbaikan selama periode natal. Berkat perbaikan, pengoperasian pipa Laut Utara diperkirakan terjadi awal Januari.
Dilansir dari Reuters, Jumat (22/12), harga minyak mentah acuan Brent berjangka naik US$0,2 atau 0,3 persen menjadi US$64,76 per barel pada pukul 12:32 EST siang. Kenaikan tipis juga terjadi pada harga minyak mentah AS West Texas Intermediaries (WTI) yang naik 0,4 persen atau US$0,24 menjadi US$58,33 per barel.
Meski kenaikan harga yang terjadi tipis, kedua minyak mentah acuan diperdagangkan pada level tertingginya di pasar, melanjutkan peningkatan pada beberapa hari terakhir sejak 12 Desember lalu atau pasca berhentinya operasional pipa Forties.
"Berdasarkan perkiraan saat ini, perusahaan berharap untuk dapat mengoperasikan pipa secara bertahap ke level normal pada awal tahun depan," ujar juru bicara pipa Forties Ineos dalam keterangannya kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Forties merupakan satu dari lima minyak mentah di Laut Utara yang menentukan harga Brent yang menjadi acan pada perdagangan minyak di Eropa. Timur Tengah, Afrika, dan Asia.
Pipa Forties Laut Utara, pengangkut sekitar 450 ribu barel per hari (bph) minyak mentah Inggris, ditutup setelah ditemukannya retakan di sisi darat saat dilakukan pemeriksaan.
Di sisi lain, harga minyak dunia sebagian ditopang oleh turunnya stok minyak mentah AS, namun tertahan oleh kenaikan produksi AS. Produksi minyak mentah AS mendekati 10 juta bph. level produksi ini hanya mampu dilewati oleh Arab Saudi dan Rusia.
Pada sesi perdagangan sebelumnya, harga Brent dan WTI sempat terdongkrak sekitar satu persen. Hal itu berkat keluarnya data pemerintah AS yang menyatakan stok minyak mentah AS turun 6,5 juta barel menjadi 436 juta barel pada pekan lalu, terendah sejak Oktober 2015 lalu.
Menteri Energi, Industri, dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi Khalid Al-Falih menyebut akan mengendalikan kelebihan pasokan minyak global, yang disebabkan oleh banyaknya produksi yang dihasilkan dalam beberapa tahun hingga 2015. Arab Saudi merupakan salah satu negara utama pengekspor minyak dunia dan pemimpin OPEC.
"Kami memperkirakan, (stok minyak) akan datar atau meningkat pada beberapa bulan pertama di 2018, seperti yang terjadi secara musiman di pasar minyak," terang al-Falih kepada Reuters.
Seperti diberitakan sebelumnya, OPEC dan beberapa negara produsen minyak, termasuk Rusia, sepakat untuk memangkas produksi minyak dunia sebesar 1,8 juta bph sejak awal Januari 2017 hingga Desember 2018.
(bir)