Tutup Tahun 2017, BI Proyeksi Ekonomi Hanya Naik 5,05 Persen

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Kamis, 28 Des 2017 17:31 WIB
Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan hanya akan finis di angka 5,05 persen sampai tutup 2017.
Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan hanya akan finis di angka 5,05 persen sampai tutup 2017, lebih rendah dari perkiraan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan (year on year/yoy) hanya akan finis di angka 5,05 persen sampai penutupan tahun ini. Angka ini kembali turun dari proyeksi BI sebelumnya yang memperkirakan bahwa ekonomi akan tumbuh di angka 5,15 persen sepanjang tahun ini.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, penurunan proyeksi tersebut lantaran BI melihat bahwa perbaikan ekonomi Indonesia bergerak lamban. Adapun hal ini terlihat dari kinerja perekonomian dalam tiga kuartal terakhir pada tahun ini.

Pada kuartal I 2017, pertumbuhan ekonomi berada di angka 5,01 persen. Namun, rupanya perekonomian masih setia bertengger di angka yang sama sampai kuartal II 2017. Baru kemudian, sedikit membaik ke angka 5,06 persen pada kuartal III 2017.

"Walau ada perbaikan tapi agak lamban. BI perkirakan, pertumbuhan ekonomi 2017 akan ada di kisaran 5,05 persen," ucap Agus saat konferensi pers akhir tahun di Gedung BI, Kamis (28/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun dengan proyeksi secara tahunan itu, artinya, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2017 setidaknya harus tumbuh di angka 5,12 persen, sehingga bisa membulatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di angka 5,05 persen.

Sementara dari sisi kontribusi, Agus melihat, dua indikator yang menunjukkan performa yang baik adalah ekspor dan investasi. Sebab, neraca perdagangan Indonesia masih menunjukkan surplus.

Tercatat, surplus perdagangan dari Januari sampai November 2017 sebesar US$12,02 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan raihan surplus pada periode yang sama tahun lalu di angka US$9,53 miliar.

Sedangkan dari sisi investasi, Indonesia baru saja mendapat perbaikan peringkat (rating) kelayakan investasi dari lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings. Fitch mengerek peringkat Indonesia dari BBB- menjadi BBB.

"Ini kondisi yang cukup historis karena terakhir kali kami dapat pada 1995 itu dari Standard and Poor's (S&P, lembaga pemeringkat internasional), sekarang dari Fitch juga," kata Agus.

Di sisi lain, proyeski BI ini kembali sejalan dengan proyeksi pemerintah. Pekan lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melihat, pertumbuhan ekonomi Indonesia memang hanya akan berlabuh pada angka 5,05 persen dengan mempertimbangkan kinerja ekonomi di tiga kuartal sebelumnya. (lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER