Jakarta, CNN Indonesia -- Anak usaha bank dunia, IFC mengucurkan fasilitas pinjaman senior senilai US$40 juta atau sekitar Rp540 miliar (kurs Rp13.500 per dolar AS) kepada PT Radana Bhaskara Finance Tbk (Radana). Melalui pinjaman tersebut, Radana berpeluang meningkatkan pinjaman bagi UMKM, perempuan pengusaha, mahasiswa, dan pinjaman renovasi rumah.
"IFC berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan UMKM, menciptakan pasar, dan memacu inovasi di Indonesia," kata Azam Khan, Country Manager IFC untuk Indonesia, Malaysia dan Timor-Leste dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (29/12).
Ia menjelaskan, pinjaman dengan jangka waktu lima tahun tersebut, terdiri dari US$ 20 juta dari IFC dan US$ 20 juta yang merupakan mobilisasi dari tiga kreditur lainnya. Ketiga kreditur tersebut, yakni ResponAbility SICAV (Lux), IIV Mikrofinanzfonds dan Symbiotics SA.
Direktur Utama Radana Evy Indahwaty menuturkan, perseroan memang didedikasikan untuk mendukung pengusaha kecil di Indonesia. Adapun pinjaman dari IFC pun bertujuan untuk memperkuat inklusi keuangan di seluruh negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berharap ini akan terus menjadi hubungan yang saling menguntungkan dan berkelanjutan.” ungkap dia.
IFC menyebut, pembiayaan UMKM di Indonesia merupakan elemen penting pencitaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi. Dalam sebuah studi yang diprakasai oleh IFC pada 2016, disebutkan kesenjangan pembiayaan UMKM di Indonesia mencapai US$ 11 miliar atau sekitar Rp148,5 triliun per tahun.
Laporan tersebut juga menyoroti tantangan yang dihadapi UMKM, khususnya pengusaha perempuan saat mengakses pinjaman bank. Menurut laporan tersebut, perempuan cenderung mendapatkan perlakuan tidak ramah, dibandingkan dengan perlakuan yang diterima para laki-laki pelaku usaha saat mengajukan pinjaman bank.
Padahal, perempuan di Indonesia disebut berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja serta sembilan persen dari pertumbuhan PDB.
Dalam upaya mewujudkan program inklusi keuangan, IFC sejak hadir di Indonesia pada 1968 telah membiayai dan memobilisasi lebih dari U$7,7 miliar atau sekitar Rp103 triliun untuk proyek sektor swasta selama 49 tahun terakhir.
(agi)