Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian menargetkan kinerja industri kecil dan menengah (IKM) dapat tumbuh di atas 10 persen pada 2018, atau meningkat dibanding capaian kinerja tahun lalu yang berada di kisaran 9 persen.
Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, pihaknya akan berupaya mendorong pertumbuhan kinerja IKM itu melalui penggunaan sistem berbasis data yang mengintegrasikan sentra dan produk IKM dengan marketplace lokal.
"Kami akan berfokus meningkatkan daya saing dan produktivitas IKM, salah satunya melalui kegiatan e-Smart IKM. Saat ini sudah bekerja sama dengan Bukalapak, Blanja, Tokopedia, Blibli, dan Shopee," katanya dalam keterangan tertulis, belum lama ini.
Melalui program tersebut, Kemenperin mengaku berupaya mempermudah dan memperluas akses pasar IKM melalui pemasaran via daring (online). Hal itu tentu akan berdampak pada pemasaran produk di kancah domestik dan global dengan ketersediaan bahan baku, teknologi dan modal yang mumpuni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, menurut Gati, program ini juga memberikan panduan bagi pengambil kebijakan dalam pelaksanaan fungsi pembinaan IKM. Hal itu mencakup promosi online yang akan mengurangi biaya promosi dan pemasaran, serta mendapatkan pembinaan dari pemerintah.
Program IKM tersebut mengusung sembilan komoditas unggulan dalam negeri yang tengah dipacu pengembangannya melalui pasar online, yaitu sektor kosmetik, fesyen, makanan, minuman, kerajinan, perhiasan, mebel, herbal dan produk logam.
Salah satu sektor IKM yang akan digenjot pertumbuhannya adalah produk fesyen, khususnya busana muslim. Hal ini sejalan dengan target Indonesia yang ingin menjadi kiblat fesyen muslim dunia pada tahun 2020.
Pada 2018, Kemenperin menargetkan sebanyak 4.279 IKM bisa mengikuti pelatihan usaha. Angka itu lebih tinggi dibandingkan pelaksanaan workshop tahun sebelumnya yang hanya diikuti 1.700 peserta.
(lav/bir)