Tak Capai Target, Investasi Hulu Migas Tahun Lalu US$9,33 M

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Jumat, 05 Jan 2018 16:59 WIB
SKK Migas mencatat, realisasi investasi hulu migas sepanjang tahun lalu hanya US$9,33 miliar atau 75,29 persen dari target.
SKK Migas mencatat, realisasi investasi hulu migas sepanjang tahun lalu hanya US$9,33 miliar atau 75,29 persen dari target. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, realisasi investasi hulu migas hanya sebesar US$9,33 miliar. Realisasi tersebut hanya 75,29 persen dari target revisi rencana kerja dan anggarannya (Work Program and Budget/WP&B) 2017 sebesar U$12,29 miliar.

Jika dirinci, US$9,15 miliar atau 80 persen diantaranya dialokasikan untuk blok eksploitasi. Sementara itu, sekitar US$180 juta sisanya dialokasikan untuk blok eksplorasi.

"(Investasi) eksplorasi akan tinggi kalau ada operator baru yang mempunyai dana untuk melakukan eksplorasi," ujar Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (5/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Kepala SKK Migas Sukandar mengungkapkan, turunnya investasi di sektor hulu migas tak lepas dari fluktuasi harga minyak.

Di paruh pertama tahun 2017, harga minyak mentah dunia masih di bawah US$50 per barel. Baru pada pertengahan tahun, harga minyak merangkak naik hingga kini mencapai di kisaran US$60 per barel.

"Di saat environment harga minyak mentah murah, sudah pasti belanja modal (capex) akan turun," ujar Sukandar di tempat yang sama.

Di sisi lain, jika harga minyak turun, biaya sewa rig juga akan turun, sehingga beban biaya operator untuk melakukan pengeboran juga turun.

Tahun ini, target investasi hulu migas dalam WP&B 2018 mencapai US$12,6 miliar, seiring dengan tren kenaikan harga minyak. Porsi blok eksploitasi US$11,79 miliar, sementara US$810 juta sisanya untuk blok eksplorasi.

Sebelumnya, Direktur Asosiasi Perminyakan Indonesia (Indonesian Petroleum Association/IPA) Ignatius Tenny Wibowo mengungkapkan, secara umum perusahaan minyak tahun ini masih melakukan penyesuaian terhadap harga minyak.

"Jadi, kemampuan kami untuk melakukan investasi dalam jumlah besar terbatas karena kami harus melakukan efisiensi," ujar pria yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur Santos Indonesia ini.

Selain itu, kompetisi antar negara untuk menawarkan investasi juga semakin ketat sehingga investor memiliki banyak pilihan. Karenanya, upaya perbaikan iklim investasi domestik perlu terus dilakukan misalnya dalam hal kemudahan perizinan.

Sebagai catatan, realisasi investasi hulu migas sendiri terus turun dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data SKK Migas, investasi hulu migas pada 2014 mencapai US$20,38 miliar. Kemudian, tahun 2015 merosot menjadi US$15,34 miliar dan tahun lalu hanya di kisaran US$12 miliar. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER