Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan realisasi investasi hulu minyak dan gas (migas) tahun ini tak bakal mencapai target. Hingga akhir tahun, realisasi investasi hulu migas diperkirakan hanya akan berkisar US$10,5 miliar hingga US$11 miliar. Padahal, target total investasi hulu migas berdasarkan rencana kerja dan anggaran (WP&B) revisi 2017 mencapai US$12,29 miliar.
"Investasi yang belum banyak terealisasi itu berasal dari kegiatan eksplorasi," ujar Kepala Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher di Jakarta, Rabu (13/12).
Belum tercapainya target realisasi investasi eksplorasi disebabkan oleh penundaan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Sebelumnya, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengungkapkan penyebab KKKS menunda investasinya karena masalah keuangan perusahaan.
Sementara itu, hingga akhir November, lanjut Wisnu, realisasi investasi migas baru berkisar US$8 miliar hingga US$9 miliar. Relisasi investasi tersebut didominasi oleh investasi produksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun depan, SKK Migas berharap realisasi investasi migas bisa naik minimal 20 persen menjadi US$12 miliar. Target tersebut tak lepas dari tren kenaikan harga minyak yang diharapkan bisa mendongkrak kegiatan investasi.
Sebagai catatan, pada Juli 2017, harga minyak mentas Amerika Serikat West Texas Intermediate (WTI) sempat menyentuh US$42,53 per barel. Namun, bulan ini harganya telah berada di kisaran US$56 per barel. Hal yang sama juga terjadi pada harga minyak Brent yang sempat berada di level US$45 per barel pada pertengahan tahun ini dan bulan ini sudah ada di kisaran US$63 per barel.
"Mudah-mudahan dengan kenaikan harga (minyak), kegiatan investasi bisa naik lagi," ujar Wisnu.
Sebagai informasi, realisasi investasi hulu migas sendiri terus turun dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data SKK Migas, investasi hulu migas pada 2014 mencapai US$20,38 miliar. Kemudian, tahun 2015 merosot menjadi US$15,34 miliar dan tahun lalu hanya di kisaran US$12 miliar.
(agi)