Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, baru 1.061 megawatt (MW) atau 3 persen dari total kapasitas pembangkit listrik bagian mega proyek kelistrikan 35 ribu megawatt (MW) yang telah beroperasi hingga akhir November 2017.
"Untuk program 35 ribu MW, yang sudah COD [Commercial on Date/COD] 1.061 MW," ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Noorsaman Sommeng dalam paparannya di kantor Kementerian ESDM, Rabu (11/1) kemarin.
Sementara, sisanya masih dalam proses. Andy merinci, sejak diluncurkan pada Mei 2015 lalu, kapasitas pembangkit yang sudah memasuki tahap konstruksi telah mencapai 16.992 MW, tahap penandatangan perjanjian jual beli listrik, namun belum konstruksi 12.726 MW, pengadaan 2.790 MW, dan perencanaan 2.228 MW.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andy mengungkapkan, pembangunan proyek pembangkit listrik membutuhkan waktu bertahun-tahun. Selain itu, waktu pengerjaan pembangunan pembangkit juga berbeda-beda sesuai jenis dan teknologi yang digunakan.
"Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) itu delapan bulan bisa [beroperasi] tetapi kalau PLTU setidaknya memerlukan waktu minimum dua tahun," ujarnya.
Ia optimistis, proyek 35 ribu MW bakal terealisasi mengingat proses administrasi dan pengadan yang sudah selesai.
Kendati demikian, target penyelesaian seluruh proyek bakal mundur dari target semula 2019 mengingat operasional pembangkit listrik disesuaikan dengan pertumbuhan kebutuhan listrik. Dengan demikian, tidak ada kapasitas yang terbuang percuma.
Sebagai catatan, pada waktu proyek 35 ribu MW dicanangkan rampung 2019, pemerintah mengasumsikan pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen pada 2019. Sementara, dalam realisasinya, pertumbuhan ekonomi masih tertahan di kisaran 5 persen.
Lebih lanjut, selain pembangunan proyek pembangkit berkapasitas besar, pemerintah juga mendorong pembangunan pembangunan pembangkit menggunakan energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai bagian dari program 35 ribu MW, terutama di Indonesia Timur.
"Saat ini kan untuk Indonesia Timur kami bangun dengan pembangkit listrik berskala kecil dengan menggunakan tandem gas bumi dan EBT," ujarnya.
(gir)