REKOMENDASI SAHAM

Saatnya Investor Cermati Saham Properti dan Konstruksi

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Senin, 15 Jan 2018 10:57 WIB
Anjloknya beberapa saham emiten properti yang terjadi pada pekan lalu diprediksi menarik minat pelaku pasar untuk mulai melakukan aksi beli kembali pekan ini.
Anjloknya beberapa saham emiten properti yang terjadi pada pekan lalu diprediksi menarik minat pelaku pasar untuk mulai melakukan aksi beli kembali pada pekan ini karena harga yang murah. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anjloknya beberapa saham emiten properti yang terjadi pada pekan lalu diprediksi menarik minat pelaku pasar untuk mulai melakukan aksi beli kembali pada pekan ini karena harga yang murah.

Hal ini dinilai bakal mendorong pergerakan indeks sektor properti sehingga bisa membuat sektor tersebut bertahan di teritori positif.

Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere menjelaskan, ketertarikan pelaku pasar tersebut tak hanya dari sisi teknikal saja, melainkan juga segi fundamental perusahaan properti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Fundamental mereka sebenarnya bagus, hanya saja perkembangannya stagnan karena harga tanah yang tidak naik secepat beberapa tahun lalu," ungkap Nico kepada CNNIndonesia.com, dikutip Senin (15/1).


Nico memaparkan, beberapa saham tersebut, diantaranya PT PP Properti Tbk (PPRO), PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR).

Lippo Karawaci memimpin pelemahan sebesar 2,81 persen ke level Rp484 per saham, diikuti dengan saham Sentul City yang terkoreksi 2,12 persen menjadi Rp138 per saham. Sementara, Bumi Serpong Damai dan PP Properti masing-masing turun 1,17 persen dan 1 persen.

"Sehingga saham properti terpilih karena memang menarik," sambung Nico.

Hingga akhir pekan ini, Nico memasang target harga untuk saham PP Properti di level Rp220-Rp240 per saham, Sentul City sebesar Rp175 per saham, Bumi Serpong Damai di level Rp1.800 per saham, dan Lippo Karawaci sebesar Rp800 per saham.

Namun begitu, tidak seluruh saham yang direkomendasikan ini mencatatkan kinerja positif atau tumbuh dari segi pendapatan dan laba bersih pada kuartal III 2017.

Bila dirinci, hanya dua dari empat emiten yang tumbuh dari pendapatan dan laba bersihnya. Dua emiten ini, yaitu PP Properti dan Bumi Serpong Damai.

PP Properti membukukan laba bersih sebesar Rp282,97 miliar, atau naik 8,64 persen bila dibandingkan dengan kuartal III tahun 2016 sebesar Rp260,46 miliar. Kenaikan ini ditopang oleh pendapatan perusahaan yang tumbuh 14,74 persen menjadi Rp1,79 triliun dari sebelumnya Rp1,56 triliun.


Sementara, laba bersih Bumi Serpong Damai melonjak hingga 98,79 persen dari Rp1,15 triliun menjadi Rp2,3 triliun. Padahal, pendapatan perusahaan hanya tumbuh 36,29 persen menjadi Rp5,82 triliun dari Rp4,27 triliun.

Kondisi yang berbeda terjadi pada kinerja Sentul City, di mana laba bersih perusahaan merosot 20,23 persen menjadi Rp83,14 miliar ketika pendapatan justru naik 49,56 persen menjadi Rp715,12 miliar.

Selanjutnya, Lippo Karawaci belum melaporkan laporan keuangan kuartal III 2017 ke Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga saat ini. Namun, kinerja perusahaan terlihat menurun bila mengacu pada laporan keuangan kuartal II 2017.

Lippo Karawaci hanya meraup pendapatan sebesar Rp4,93 triliun atau turun 3,33 persen dari sebelumnya Rp5,1 truliun. Alhasil, laba bersih perusahaan turun 2,09 persen dari Rp497,79 miliar menjadi Rp487,34 miliar.

Saham Konstruksi Dorong Indeks

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER