Penguatan indeks sektor properti pekan ini dinilai juga akan ditopang oleh emiten sub sektor konstruksi. Pelaku pasar bisa mencermati saham konstruksi yang masih berpotensi menguat.
Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas, Kevin Juido Hutabarat menyebut, harga saham emiten yang berada di bawah sektor konstruksi meningkat sepanjang pekan lalu. Sehingga, pelaku pasar rentan melakukan aksi ambil untung (profit taking) demi merealisasikan keuntungannya.
Namun, pelaku pasar bisa membeli saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) ketika kedua saham ini terkoreksi atau disebut juga dengan buy on weakness.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pelaku pasar bisa dapat di harga bawah, harga saham turun tapi berpotens naik lagi," terang Kevin.
Sepanjang pekan lalu, harga saham Wijaya Karya tumbuh 4,7 persen ke level Rp1.780 per saham. Kemudian, saham Adhi Karya berakhir di level Rp2.030 per saham atau menanjak 3,57 persen.
"Nanti pelaku pasar bisa masuk di Wijaya Karya di level Rp1.730 per saham dan Adhi Karya buy on weakness di level Rp1.980 per saham," ujar Kevin.
Selain itu, banyaknya proyek yang selesai pada tahun ini juga disebut-sebut akan memperbaiki arus kas emiten konstruksi yang selama ini jadi biang keladi pelemahan saham konstruksi.
"Jadi ada potensi pembayaran oleh yang menggunakan jasa emiten konstruksi itu, arus kas membaik. Ini jadi sentimen positif untuk akumulasi beli," papar Kevin.
Merujuk pada laporan keuangan Wijaya Karya periode kuartal III 2017, arus kas dari aktivitas operasi masih minus sebesar Rp2,69 triliun dan arus kas dari aktivitas investasi minus Rp1 triliun.
Hal yang sama juga terjadi pada Adhi Karya, di mana arus kas dari aktivitas operasi tercatat minus Rp3,02 triliun dan arus kas dari aktivitas investasi minus Rp28,99 miliar.
(gir)