Jakarta, CNN Indonesia -- DBS Group Research memproyeksi pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini akan menyentuh level 5,3 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 2017 yang sebesar 5,1 persen.
Laporan bertajuk
ASEAN Consumer: Food for Thought melansir bahwa pertumbuhan ekonomi tahun ini utamanya akan didorong oleh peningkatan investasi di dalam negeri. “Investasi swasta diandalkan dengan terbatasnya ruang fiskal pemerintah,” ujar Tiesha Putri dalam laporan tersebut, Senin (15/1).
Lebih lanjut ia bilang, undang-undang mengatur pembatasan defisit anggaran maksimal tiga persen dari PDB. Diperkirakan defisit mencapai 2,6 persen pada akhir tahun ini atawa lebih tinggi dari perkiraan pemerintah yang sebesar 2,2 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Perkiraannya, kenaikan defisit terutama didorong oleh potensi penerimaan pajak yang lebih rendah dari target,” terang dia.
Sekadar informasi, pada 2018, pemerintah mengalokasikan anggaran belanja Rp2.221 triliun. Meski cuma meningkat sekitar 4 persen dari tahun sebelumnya, ia melanjutkan, namun pemerintah diperkirakan cenderung populis dengan memberikan stimulus fiskal untuk menjaga konsumsi masyarakat berpenghasilan rendah.
Anggaran subsidi energi dinaikkan sebesar 5 persen menjadi Rp94,5 triliun. Tak cuma itu, pemerintah juga menegaskan tidak akan menaikkan tarif listrik pada tahun ini.
Selain itu, sambung Victor Stefano, anggaran Program Keluarga Harapan (PKH) yang bisa digunakan warga untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari juga melonjak. Yakni, dari Rp1,7 triliun yang mencakup 6 juta keluarga pada tahun lalu menjadi Rp20,8 triliun meliputi 10 juta keluarga pada tahun ini.
PKH merupakan program yang memberikan bantuan dana kepada keluarga miskin mulai dari Rp500 ribu hingga Rp3,6 juta per tahun. Program ini ditujukan untuk mengurangi angka kemiskinan dan memperbaiki daya beli konsumen, terutama masyarakat segmen menengah ke bawah.
“Dengan pemerintah yang cenderung lebih populis, disertai kenaikan upah minimum regional, kami memprediksikan tingkat konsumsi rumah tangga secara berkala akan meningkat,” imbuh Victor.
Adapun, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Desember 2017 berada di level 126,4 poin pada Desember 2017. Optimisme konsumen ini dipercaya sebagai faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
(bir)