Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengajak investor Arab Saudi untuk memarkirkan dananya dalam proyek Light Rail Transit (LRT), terutama jalur Bumi Serpong Damai hingga Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.
"Contohnya LRT BSD-Bandara, nanti kerja sama," kata Budi usai Konferensi Investor Properti Saudi-Indonesia, mengutip Antara, Senin (15/1).
Adapun, ia menyebutkan potensi investasi LRT mencapai Rp20 triliun. Penawaran proyek LRT kepada Arab Saudi karena sangat tinggi nilai ekonominya. Potensi penumpangnya tidak akan pernah sepi dari dan menuju bandara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penumpang banyak yang menuju bandara. Jadi, nilai daya beli relatif tinggi. Kita butuh mengurangi kemacetan yang ada di Soetta, jadi saya ingin banyak investasi di Soetta," imbuh dia.
Budi menekankan, untuk LRT BSD-Bandara Soetta diupayakan tidak seluruhnya dibiayai oleh APBN, tetapi ditawarkan terlebih dahulu ke swasta. "Nanti, kami akan subsidi selisih tarif saja," tutur Budi.
Selain Arab Saudi, ia melanjutkan, negara-negara lain juga tertarik investasi di proyek LRT, yaitu Korea Selatan dan China.
Menurut dia, idealnya, proyek LRT segera dibangun karena kebutuhan akan moda transportasi yang memberikan kepastian waktu tempuh sangat dibutuhkan.
"Kota-kota yang tumbuh di Selatan Jakarta begitu banyak. Sekarang ini beberapa mereka memutar ke Jakarta dan menambah kemacetan. Lalu, nanti juga ada Kelapa Gading ke bandara, itu kan menarik," ucapnya.
Dalam kesempatan sama, Ketua Asosiasi Investor Arab Saudi di Indonesia Habab Alhanaya menjelaskan bahwa pihaknya harus memanfaatkan potensi-potensi investasi yang ada di Indonesia. Namun, ia menginginkan peraturan yang sederhana untuk mempermudah investasi di Indonesia.
"
Pertama, mengharapkan kesederhanaan birokrasi. Sekarang untuk membuat perusahaan Indonesia, kami membutuhkan waktu lima bulan. Tentu ini sangat menghambat pengembangan investasi di Indonesia," ujarnya.
Kedua, peraturan yang berkaitan dengan kepemilikan atau keikutsertaan unsur Indonesia di dalamnya.
Saat ini, investor Arab Saudi banyak menanamkan modalnya di bidang properti dan pariwisata, namun tidak menutup kemungkinan juga dikembangkan di bidang transportasi.
(antara/bir)