Harga Minyak Menguat Jelang Pengumuman Pasokan

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 18 Jan 2018 08:25 WIB
Harga minyak ditutup menguat pada hari Rabu (17/1) waktu Amerika Serikat (AS) ,menjelang rilis data persediaan minyak mentah oleh pemerintah AS.
Harga minyak ditutup menguat pada hari Rabu (17/1) waktu Amerika Serikat (AS) ,menjelang rilis data persediaan minyak mentah oleh pemerintah AS. (REUTERS/Sergei Karpukhin).
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak ditutup menguat pada hari Rabu (17/1) waktu Amerika Serikat (AS) ,menjelang rilis data persediaan minyak mentah oleh pemerintah AS yang diramal akan berkurang dalam sembilan pekan berturut-turut.

Dikutip dari Reuters, persediaan minyak mentah AS diestimasikan turun 3,5 juta barel pada pekan lalu sesuai jajak pendapat Reuters. Sementara itu, kelompok perusahaan minyak yang tergabung dalam American Petroleum Institute (API) mengatakan, stok minyak mentah AS akan terjun 5,1 juta barel sementara persediaan bensin akan meningkat 1,8 juta barel.

Adapun, Energy Information Administration (EIA) AS akan mempublikasikan data persediaan minyak pada hari Kamis (18/1) waktu setempat.

Akibatnya, harga Brent berjangka LCOc1 ditutup menguat US$0,23 per barel ke angka US$69,38 per barel. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) menguat US$0,24 per barel ke angka US$63,97 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua kontrak sempat menanjak ke level tertinggi sejak Desember 2014 di pekan ini, di mana Brent sempat tercatat di angka US$70,37 per barel dan WTI di angka US$64,89 per barel pada Senin kemarin.

Beberapa analisis mengatakan, harga minyak bisa terus memanas sepanjang tahun 2018. Di dalam risetnya, Morgan Stanley menyebut bahwa Brent bisa mencapai US$75 per barel pada kuartal III tahun ini, sementara WTI bisa mencapai US$70 per barel.

Tak hanya itu, menurut U.S. Commodity Futures Trading Commission and the Intercontinental Exchange, para manajer investasi juga menunjukkan sikap optimistis (bullish) terhadap WTO dan Brent.

Adapun, penguatan harga minyak tentu saja didorong oleh negara-negara anggota organisasi pengekspor minyak dunia (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan Rusia yang telah memangkas produksi sejak Januari 2017 dan berlanjut hingga tahun ini.

Pemangkasan produksi ini bertepatan dengan penguatan permintaan dan solidnya pertumbuhan ekonomi. Sentimen ini kemudian dilengkapi oleh ancaman dari militan Nigeria yang akan menyerang fasilitas hulu migas lepas pantai dan membuat harga minyak semakin terdongkrak.

Di sisi lain, masih ada ancaman produksi kian melonjak. Pada hari Selasa lalu, EIA mengatakan produksi minyak mentah AS masih akan meningkat sebesar 111 ribu barel per hari di bulan Februari menjadi 6,55 juta barel per hari. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER