Demo di Iran Picu Harga Minyak Dunia Sentuh Level Tertinggi

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Kamis, 04 Jan 2018 07:22 WIB
Harga minyak mentah dunia menyentuh level tertingginya dalam dua setengah tahun terakhir pada Rabu (3/1), antara lain dipicu demo yang terjadi di Iran.
Harga minyak mentah dunia menyentuh level tertingginya dalam dua setengah tahun terakhir pada Rabu (3/1), antara lain dipicu demo yang terjadi di Iran. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah dunia menyentuh level tertingginya dalam dua setengah tahun terakhir pada perdagangan Rabu (3/1), waktu Amerika Serikat (AS). Kenaikan tersebut dipicu oleh demonstrasi di salah satu negara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Iran, serta kuatnya data perekonomian AS dan Jerman yang mendorong permintaan minyak.

Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediaries (WTI) naik 2,1 persen atau US$1,23 pada pukul 14:08 EST menjadi US$61,62 per barel, tertinggi sejak Juni 2015. Harga tersebut juga di atas level tertinggi dalam sesi perdagangan US$61,67 per barel.

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka Brent naik US$1,13 atau 1,7 persen menjadi US67,71 per barel pasca menyentuh US$67,84 per bareltertinggi sejak Mei 2015.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komandan Pasukan Elit Garda Revolusi Iran kemarin menyatakan bahwa pasukan telah diririm ke tiga provinsi di Iran untuk mengatasi demonstrasi anti pemerintah. Protes yang berlangsung selama enam hari ini sudah menelan 21 korban jiwa.

"Sementara tensi di Iran jelas merupakan salah satu faktor, kuatnya data ekonomi hari ini juga mendorong terjadinya reli harga," ujar John Kilduff, Partner Again Capital LLC, di New York, seperti ilansir dari Reuters, Kamis (1/4).

Harga minyak yang memanas di AS juga mendapatkan dorongan dari cuaca dingin di Pesisir Timur (East Coast), yang telah menarik sejumlah tank pengangkut solar dan minyak penghangat dari Eropa, melawan rute perdagangan tradisional.

Dari sisi perekonomian, angka pengangguran di Jerman menyentuh titik terendah pada Desember 2017, menyokong pertumbuhan ekonomi yang bakal naik. Sementara itu, aktivitas perdagangan di AS naik lebih dari perkiraan pada bulan lalu, sinyal momentum perekonomian kuat.

Laporan industri manufaktur dan konstruksi juga memicu ekspektasi kuatnya perekonomian AS tahun ini. Indeks Dow Jones Industrial Average juga mencetak rekor.

Kepala Strategi Komoditas Denmarks Saxo Bank Ole Hansen mengingatkan, beberapa gangguan pasokan yang bersifat temporer seperti gangguan pada pipa minyak Forties Laut Utara dan Libya dan protes di Iran membatu dalam mencetak rekor posisi beli (long) spekulatif.

Dengan teratasinya gangguan pada pipa dan protes di Iran yang belum menunjukkan tanda bakal mengganggu produksi minyaknya, Hansen memperkirakan harga dapat turun pada awal 2018, khususnya akibat kenaikan produksi minyak AS.

"Ini hanya soal waktu sebelum target produksi [AS] sebesar 10 juta barel per hari tercapai," ujar Hansen.

Dari sisi pasokan tergolong sehat. Produksi minyak AS telah melonjak hampir 16 persen sejak pertengahan 2016, dengan produksi sebesar 9,75 juta barel per hari (bph) pada akhir tahun lalu. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER