Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku, tak khawatir jika Eropa menjegal ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) asal Indonesia. Pernyataan ini disampaikannya sejalan dengan pengesahan proposal energi Eropa yang menghapus penggunaan biodiesel, tak terkecuali yang berasal dari kelapa sawit RI.
"Kami tidak khawatir ekspor CPO ke Uni Eropa diblok. Yang kami lakukan sekarang, diversifikasi produk ekspor, buka pasar baru," ujarnya di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kamis (18/1).
Menurut Enggar, Eropa bakal kesulitan jika kebijakannya menutup pintu masuk bagi produk minyak kelapa sawit diterapkan. Pasalnya, selama ini, kebutuhan CPO Eropa sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Enggar mencontohkan, perusahaan asal Eropa Unilever misalnya, masih membutuhkan CPO untuk memproduksi sabun. Tidak mungkin, Uni Eropa menghentikan ekspor CPO yang masuk ke negara-negara Eropa.
"Ketergantungan untuk sawit itu tinggi sekali. Derivatifnya (turunan produk) itu banyak sekali. Kalau sekarang tiba-tiba dihentikan bagaimana dengan sabun," imbuh Enggar.
Ia pun tidak ingin perkara putusan UE terhadap sawit ini dijadikan kampanye negatif. Menurutnya, pihaknya ingin ada perdagangan yang adil.
"Terus masyarakatnya diedukasi untuk sesuatu yang tidak benar. Kami mau ada fair trade (perdagangan yang adil),” ujar dia.
Putusan parlemen Uni Eropa terkait disahkannya proposal energi yang menghapus penggunaan biodiesel dari kelapa sawit tidak akan memengaruhi hubungan kerja sama ekonomi Indonesia dengan Uni Eropa.
Terutama, di tengah guliran perundingan Indonesia – Europe Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I – EU CEPA). Bahkan, ekspor CPO ke Eropa di tahun 2017 tercatat meningkat.
Sebelumnya, Para politisi Uni Eropa mengesahkan rancangan proposal energi yang menghapus
penggunaan biodiesel dari kelapa sawit.
Seluruh politisi Uni Eropa mendukung "
Report on the Proposal for a Directive of the European Parliament and of the Council on the Promotion of the use of Energy from Renewable Sources" dalam pemungutan suara di kantor Parlemen Eropa, Strasbourg, Prancis, Rabu (17/1).
(bir)