Pertemuan Dewan Negara Produsen Sawit Dunia Ditunda

Setyo Aji Harjanto | CNN Indonesia
Selasa, 09 Jan 2018 08:40 WIB
Pertemuan Council of Palm Oil Producer Countries (CPOPC) akan ditunda untuk menunggu penyetaraan standar produksi biodiesel antara Indonesia dan Malaysia.
Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan Pertemuan Dewan Negara-Negara Produsen Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producer Countries/CPOPC) akan ditunda hingga dua sampai tiga bulan mendatang.

Saat ini Indonesia sudah masuk dalam kategori produsen B20 (Bio-diesel dengan komposisi 20 persen dan 80 persen petro-diesel), sementara Malaysia baru sampai tahap B5.

Menurutnya hal itu dikarenakan sedang adanya persiapan Pemilihan Umum (Pemilu) di Malaysia. Pihaknya pun meminta agar hal tersebut dibicarakan terlebih dahulu. Selain itu Darmin juga menilai pungutan ekspor kelapa sawit yang ditunda oleh Malaysia dari Januari hingga Maret tahun ini pun terkait adanya Pemilu di sana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami keliatannya itu ada hubungannya ama mau ada pemilu di sana, kami meminta hal seperti itu ya dibicarakan dulu," terang Darmin di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Senin (8/1).

Ia pun menyebutkan perihal pertemuan CPOPC tersebut lebih lanjut akan dibicarakan setelah Pemilu yang berlangsung di Malaysia.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pertemuan tersebut rencananya akan dilakukan pada 11-12 Januari mendatang. Namun ditunda sembari menunggu seluruh pihak siap menggelar pertemuan.

"Tanggal 11-12 kami menyampaikan supaya ditunda aja dulu, ya ada beberapa catatan lah yang harus kami persiapkan. Daripada menggelar pertemuan tapi belum siap," tutur Enggar di Gedung Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta Senin (8/1).

Sementara itu, Direktur Jendral Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan, Indonesia terus mendorong Malaysia untuk masuk Ke kategori B20. Ia pun membenarkan perihal masih adanya peran yang tidak seimbang antara Indonesia dan Malaysia di dalam CPOPC, serta kembali meluruskan tujuan dibentuknya CPOPC.

"Mandatori B20 itu Indonesia kan udah nah malaysia ini bagaimana, tapi intinya kami ingin menunda ministrial meeting. Kami ingin meluruskan lagi mengenai tujuan CPOPC," ujarnya di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta Senin (8/1).

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Franky O Widjaja mengatakan saat ini Malaysia akan terus mengusahakan naik dari B5 ke B10. Hanya saja, saat ini di Malaysia tahapan tersebut belum masuk ke kebijakan sementara di Indonesia sudah.

Lebih lanjut menurut Franky tahapan menjadi B10 tersebut masih belum ditentukan kapan waktunya oleh Malaysia.

"Saya rasa ya tinggal industrinya, kesiapan daripada industri otomotifnya segala macamnya harus disinkronkan. Koordinasi di dalamnya dalam segitu mungkin Indonesia cukup advance," terangnya dalan kesempatan sama.

Selain itu, Franky juga mengatakan Indonesia dan Malaysia akan mensinkronkan kebijakan perihal standar produksi kelapa sawit. Pasalnya saat ini Standar produksi Indonesia dan Malaysia masih berbeda.

"Nah itu akan disinkronkan lah karena terlalu banyak RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), ISPO ( Indonesian Sustainable Palm Oil System) bingung juga kebanyakan. Jadi forum CPOPC ini udah ada mudah-mudahan kedepan udah pasti lebih baik lah," Paparnya.

Ia menambahkan dengan adanya forum CPOPC ini diharapkan Indonesia dan Malaysia bisa sepakat sehingga semua masalah perihal kelapa sawit ini bisa diselesaikan.

"Kedua negara ini kan sudah produksi 83-85 persen dari seluruh dunia ya. Dengan dua negara ini kalo bisa sepakat harusnya semuanya bisa diresolve, keruwetan ini bisa diresolve lah," tambahnya. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER